Jumat, 22 November 2024

Tsunami Selat Sunda Tarik Minat Ilmuwan Meneliti Fenomena Runtuhan Anak Krakatau

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Letusan Gunung Anak Krakatau sehari setelah tsunami Banten yang berhasil dipotret awak Susi Air. Foto: Istimewa

Tsunami di Selat Sunda yang disebabkan runtuhan dinding gunung akibat aktivitas vulkanis menjadi salah satu fenomena alam yang jarang terjadi. Pasca terjadinya tsunami di Selat Sunda, banyak ilmuwan, ahli geologi, ahli vulkanologi, serta peneliti tsunami yang datang dari berbagai negara untuk meneliti kejadian ini.

Rovicky Dwi Putrohari Ahli Geologi mengatakan tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) merupakan hal baru di bidang ilmu bumi dan vulkanologi.

“Begitu terjadi tsunami di Selat Sunda, sekarang sudah ada beberapa pihak yang ingin mempelajari fenomena ini, ada yang dari Amerika. Semuanya ingin tahu bagaimana fenomena longsor akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau bisa menyebabkan tsunami,” jelasnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (25/12/2018).

Dia menambahkan keingintahuan juga datang dari berbagai disiplin ilmu. “Ada ahli geologi, geofisika, geo vulkanologi, sampai ahli tsunami, berkumpul untuk meneliti fenomena ini,” imbuhnya.

Sekadar informasi analisa sementara hasil koordinasi para ahli dari berbagai instansi seperti BPPT, LIPI, BMKG, BIG, LAPAN, Pushidros TNI-AL dan Kementerian ESDM penyebab tsunami mengarah pada adanya material yang lepas dalam jumlah banyak di lereng terjal Gunung Anak Krakatau yang dipicu oleh tremor dan curah hujan tinggi. (dim/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs