Meskipun persiapan yang dilakukan tidak terlalu panjang, tetapi latihan maksimal yang dilakukan para pemain drama kolosal perobekan bendera merah putih biru di Hotel Majapahit Surabaya, Rabu (19/9/2018) menghasilkan totalitas permainan yang menarik.
“Teman-teman memang selalu maksimal saat melakukan latihan. Waktunya tidak panjang untuk mempersiapkan ini. Alhamdulilah hasilnya memang kawan-kawan pemain totalitas,” ujar Heri Prasetyo operator pementasan drama perobekan bendera merah putih biru.
Heri yang ikut membantu membuat penulisan skenario dan dramaturgi naskah membenarkan bahwa naskah yang digarap memang untuk penampilan drama kolosal dengan jumlah pemain yang tidak terbatas.
“Para peserta upacara diantaranya para pelajar SD sampai dengan SMA, kawan-kawan mahasiswa, Tentara, Polisi, juga bapak-bapak veteran adalah bagian keseluruhan drama ini,” tegas Heri.
Karena itu, Heri menegaskan bahwa secara keseluruhan ada sekitar 3.000 pemain yang terlibat pada pementasan yang digelar persis didepan Hotel Majapahit Surabaya yang dulunya bernama Hotel Yamato tersebut.
Penampilan pemain drama peristiwa perobekan bendera merah putih biru di depan Hotel Majapahit Surabaya, lanjut Heri memang diantaranya adalah para seniman muda dari berbagai sanggar teater di Surabaya.
Oleh karenanya totalitas yang dilakonkan pada masing-masing peran cukup menarik, dan seakan menjadi bagian dari peristiwa perobekan bendera yang memang terjadi pada 19 September 1945 di lokasi yang sama.
Usai perobekan bendera biru pada bendera merah putih biru yang sebelumnya dikibarkan di atas menara Hotel Majapahit, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya membacakan naskah pidato khusus tentang peristiwa bersejarah tersebut.
“Di tempat inilah, pemuda dan rakyat Surabaya ingin membuktikan bahwa kita bangsa Indonesia benar-benar telah merdeka. Hingga kini pekikan lantang mereka: Merdeka !!! Merdeka!!! Merdeka!!! Selalu membahana di bumi Surabaya,” kata Tri Rismaharini yang tampil mengenakan seragam hijau dari atas podium.(tok/ipg)