Siswa tunanetra SMP LB YPAB Surabaya, Rabu (15/8/2018) mengikuti berbagai lomba memeriahkan HUT ke-73 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus meningkatkan kepercayaan diri siswa.
Dengan didampingi pembimbing yang bertugas memberikan arahan untuk siswa yang ikut lomba memasukkan topi, suasana lomba menjadi semakin seru lantaran aba-aba yang disampaikan justru disalahartikan siswa.
Meskipun sebelumnya antara peserta lomba dan pendamping diberikan kesempatan berlatih, tetapi tetap saja saat lomba dimulai, kekeliruan malah menjadi bumbu keseruan lomba.
“Sekitar 30 siswa tunanetra mengikuti lomba. Ada yang perorangan, ada juga yang berpasangan. Seluruh siswa SMP dan SMA wajib ikut satu di antara lomba yang kami gelar. Siswa wajib ikut semuanya, meskipun boleh memilih lebih dari satu lomba,” terang Eko Purwito Kepala SMP LB YPAB Surabaya.
Eko menambahkan bahwa di tempatnya ada 9 siswa SMA dan sekitar 20 siswa lainnya setingkat SMP. “Hari ini seluruh siswa ikut lomba. Karena ini juga bagian dari melatih dan meningkatkan kepercayaan diri siswa kami,” kata Eko.
Keseruan juga mewarnai lomba makan bakpau yang diikuti siswa dengan masing-masing membawa pasangan atau tim, untuk menuntaskan lomba makan Bakpau yang menjadi satu diantara daftar lomba yang wajib diikuti siswa kali ini.
Masing-masing siswa saling berhadapan. Duduk bersila dilantai, dengan tangan kiri saling berpegangan, sednagkan tangan kanan memegang bakpau.
Saat aba-aba lomba dimulai, maka masing-masing peserta wajib memakan dan menghabiskan bakpau yang disodorkan rekan setim di hadapannya.
Keseruan terjadi, saat satu di antara tim menyodorkan bakpau, tidak pada bagian mulut, tetapi menyasar mata. Kontan pasangan lomba yang di depannya langsung berteriak: “Itu mata saya!! Turunkan!!!”
Sesaat kemudian sodoran bakpau diturunkan, dan malah mengenai bagian leher dan dagu. “Naik!!! Naik!!!” teriak peserta lainnya.
Setiap tahun, lanjut Eko sekolah memang menggelar berbagai lomba dalam rangka menyambut peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Tahun ini, kami juga gelar lomba membaca buku Braille. Sekaligus lomba bercerita dari buku Braille yang sudah mereka baca. Harapan kami siswa dapat bergembira dan lebih percaya diri,” pungkas Eko Purwito.(tok/iss/ipg)