Jumat, 22 November 2024

Tiga Korban Miras Oplosan Meninggal di RSUD Dr Soewandhie

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dr Arif Setiawan Kasi Pelayanan Medik RSUD dr. M. Soewandhie saat menjelaskan tentang korban miras opolosan, Selasa (24/4/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Korban minuman keras (miras) oplosan di Surabaya terus bertumbangan. Sejak kemarin, sudah ada tiga korban diduga miras oplosan meninggal di RSUD Dr Soewandhie Surabaya.

Dr Arif Setiawan Kasie Pelayanan Medik RSUD Dr. M. Soewandhie mengatakan, sejak Senin (23/4/2018) kemarin, total sebanyak lima pasien keracunan metanol di rumah sakit milik Pemkot Surabaya itu.

“Dua orang sudah dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal, kemarin. Dua lainnya kami rujuk ke RSUD dr Soetomo karena membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ujarnya, ditemui Selasa (24/4/2018).

Dua orang yang meninggal Senin antara lain Roby (43 tahun) warga NTT yang tinggal di rumah kos Kapasari Pedukuhan. Korban lainnya adalah Djiman (59 tahun) warga Jalan Platuk, Sidotopo Wetan.

Sementara, dua korban yang dirujuk ke RSUD Dr Soetomo adalah Rijal Setyo Pakerti (18 tahun) warga Jedong, Pacar Keling, Surabaya, dan Sulaiman (49 tahun) yang tidak terdata alamat tinggalnya.

Satu lagi korban diduga miras oplosan yang akhirnya meninggal setelah dibawa ke RSUD Dr Soewandhie, Selasa pagi. Dia adalah Lusi Antoni (42 tahun) warga Bulak Timur Surabaya yang tinggal di kawasan Tambaksari.

Dr Arif mengatakan, korban yang merupakan bapak tiga anak itu meninggal akibat intoksikasi atau keracunan metanol yang diduga dari miras oplosan, Selasa siang, pukul 13.30 WIB.

Wahyu Sri Utami (36) istri almarhum Lusi Antoni tampak menangis dan menyeka air mata ketika ditemui oleh beberapa anggota Komisi D DPRD Surabaya, Selasa sore.

Kepada anggota DPRD, dia menceritakan, suaminya sempat muntah darah beberapa kali pada Minggu (22/4/2018) lalu. Kondisi itu berlanjut sampai kemarin.

“Dia juga mengeluh sesak napas. Lalu saya bawa puskesmas jam 09.00 WIB, terus dirujuk ke sini,” ujarnya. Sayangnya, nyawa suaminya tidak bisa tertolong.

Sri mengatakan, suaminya bukan seorang peminum. Minggu (22/4/2018) kemarin, suaminya yang seorang pedagang, pulang berjualan dari Stadion Gelora Bung Tomo setelah pertandingan Persebaya.

Dia pulang ke rumahnya di Tambaksari lalu dihadang beberapa temannya yang sedang pesta miras. Dia diminta meminum dua gelas miras yang diduga oplosan.

“Dia bilang dipaksa teman-temannya minum dua gelas,” kata Sri. Kini suaminya telah pergi meninggalkan dirinya dan tiga anaknya. Sri mengatakan, selama hidupnya, suaminya penuh tanggung jawab dan selalu mementingkan kepentingan keluarganya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs