Sabtu, 23 November 2024

Tiga Bulan, Tujuh Kecelakaan dengan Korban Meninggal Terjadi di Tol SuMo

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo). Foto: Pemprov Jatim

Data Polisi Jalan Raya (PJR) Polda Jatim, selama tiga bulan terakhir, kecelakaan fatal mengakibatkan korban meninggal baru pertama kali terjadi di KM 720.800 Tol Surabaya Mojokerto (SuMo) arah Surabaya, Selasa (6/11/2018) pagi tadi.

Lima dari enam penumpang mobil Innova L 1594 IH, yang menyeruduk bagian belakang sebuah truk bernopol N 8270 (nomor belakang belum diketahui) dengan kecepatan tinggi, dinyatakan telah meninggal.

Empat orang ditemukan meninggal di lokasi, satu korban lainnya dinyatakan meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit Petro Gresik. Sedang satu penumpang lainnya sampai sekarang dalam kondisi kritis.

AKBP Bambang S Wibowo Kasat PJR Polda Jatim mengatakan, kecelakaan fatal hingga korban meninggal di jalur Tol SuMo itu memang tercatat baru sekali. Tapi di lokasi arah sebaliknya, ke Mojokerto, sudah enam kali terjadi.

Satu di antara korbannya adalah AKBP Taufiq Sukendar Kapolres Tulungagung yang berkendara dengan istri dan ajudannya. Akibat kecelakaan pada Jumat 28 September lalu itu, Anggi istri AKBP Taufiq dan Bripda Lutfi, ajudannya, meninggal.

Sedangkan untuk kecelakaan yang mengakibatkan korban luka-luka dan kerugian materiel di sekitaran KM 700.000-an hingga 800.000-an Tol SuMo, selama tiga bulan terakhir, tercatat sebanyak 20 kejadian.

“Saya kira faktor utama penyebab kecelakaan adalah faktor manusianya. Bisa karena berkendara sambil melihat GPS, overspeed, ban meletus karena tidak mengecek kendaraan lebih dulu, dan lain-lain,” ujarnya saat dihubungi suarasurabaya.net.

Meski demikian, dia mengakui bahwa penerangan di Tol SuMo itu memang kurang. Terutama di luar gerbang tol yang menurutnya mengandalkan penerangan dari alam.

Selain itu, jalan yang panjang dan lurus bisa saja menjadi faktor pendukung terjadinya kecelakaan, tapi semua itu kembali kepada kesiapan manusianya.

“Kalau berkendara dengan fokus, saya kira faktor penerangan dan jalan lurus itu tidak ada masalah. Tapi kalau dia sambil melakukan aktivitas lain selain berkendara, ini yang akan mengganggu konsentrasi,” katanya.

Soal penerangan, dia sudah berkoordinasi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pengelola jalan Tol SuMo agar menambah penerangan di sepanjang tol terutama di luar gerbang.

Selain itu, dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan, PJR juga secara rutin melakukan penertiban kecepatan kendaraan menggunakan speed gun di lokasi dan jam yang dianggap rawan.

“Kami mencatat kejadian seringkali terjadi di antara pukul 2 sampai pukul 5 pagi, kemudian pukul 3 sampai pukul 4 sore,” ujar AKBP Bambang.

Namun, semua upaya itu akan sia-sia bila pengendara tidak menyiapkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan dan tidak melakukan kegiatan lain saat berkendara.

“Biasanya, persiapan sebelum berkendara dianggap remeh. Padahal pengecekan ban dan komponen seperti rem itu penting. Serta tidak melanjutkan perjalanan kalau mengantuk,” katanya. (den/nin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs