Jumat, 22 November 2024

Teknik Sipil UK Petra Kenalkan Cara Merekayasa Struktur Konstruksi Melalui Seminar

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Seminar rekayasa struktur industri konstruksi di kampus UK Petra Surabaya. Foto: Humas UK Petra Surabaya.

Program Studi Magister Teknik Sipil UK Petra menggelar seminar Structural Modelling, Analysis, and Design untuk memberikan pemahaman dan mengaktualkan ilmu mahasiswa serta kalangan praktisi industri konstruksi, khususnya di bidang rekayasa struktur.

Dihadiri sekitar 50 orang praktisi, akademisi, dan mahasiswa teknik sipil, seminar itu dipandu langsung oleh Wong Foek Tjong, S.T., M.T., Ph.D., Kepala Program Studi S2 Teknik Sipil UK Petra.

Dr. Nathan Madutujuh pegiat rekayasa industri melalui perusahaan konsultan konstruksi dan pemimpin ESRC pengembang program alat bantu desain struktur Sanspro menjadi pembicara tunggal dalam seminar ini.

Seminar dibuka dengan paparan tentang Desain Awal Gedung Tinggi di Daerah Seismik. Letak geografis Indonesia yang dikenal sebagai cincin api karena berada di tempat di mana beberapa lempeng tektonik bertemu memiliki resiko tinggi terjadinya gempa bumi.

“Karena karakteristik ini, regulasi konstruksi bangunan tinggi menuntut standar bangunan yang mampu mengakomodasi resiko gempa. Regulasi terkait resiko gempa ini didasarkan pada peta risiko gempa yang dinamis dan harus senantiasa diperbarui,” terang Nathan.

Standar yang ditetapkan berbeda antara di area yang rentan gempa dan area yang jarang gempa. Karena perbedaan standar serta adanya kemungkinan standar yang berubah, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para desainer struktur agar bisa menghasilkan desain awal dengan cepat dan akurat.

Desain awal berperan sentral merencanakan struktur karena para pemegang kepentingan membuat keputusan berdasarkan desain awal itu. Dalam membuat desain awal, finite element method atau metode elemen harus memungkinkan kalkulasi yang akurat sekaligus menetapkan batas error yang jelas dalam waktu yang singkat.

Nathan juga menjelaskan tentang pemakaian FEM dalam analisis struktur. Dalam analisis struktur banyak sekali ditemukan variabel yang saling mempengaruhi. Banyaknya variabel tersebut, serta adanya efek saling mempengaruhi, yang menyebabkan terjadinya penghitungan berulang kali bahkan tak terhingga.

FEM adalah metode menyederhanakan analisa itu. FEM dilakukan dengan memilih beberapa elemen spesifik dari banyaknya elemen yang ada untuk dianalisa, contoh: elemen tulang baja, kolom beton, tiang pondasi.

Analisa dilakukan dengan kalkulasi statistik pada elemen-elemen tersebut dan menetapkan rasio kesalahan (error ratio) yang sesuai. Dengan FEM perencanaan struktur bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Pada bagian akhir seminar, pembicara membahas Capacity Design of Pile Foundations yang mengangkat perancangan kapasitas tiang pondasi. Baik penghitungan kebutuhan tiang, regulasi standar gempa, dan kondisi tanah, ketiganya adalah kombinasi penghitungan yang sederhana namun memakan waktu dan perlu perhitungan berulang kali apabila dilakukan secara manual.

Dengan program Sanspro dan metode FEM, kalkulasi itu bisa dilakukan dengan akurat dan waktu yang cepat. Menurut Nathan, perkembangan teknologi alat bantu kalkulasi dan penguasaan metode FEM ini akan memungkinkan industri konstruksi menjadi lebih efisien, aman, sehingga mampu berinovasi.

Sebagai penutup Nathan menyampaikan anjuran bagi para pelaku industri konstruksi untuk terus memperkaya ilmu dan mengasah keterampilannya agar selalu relevan dengan perkembangan situasi. “Semaju apa pun alat bantu, yang terpenting adalah orang yang mengoperasikannya,” kata Nathan.(tok/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs