Jumat, 22 November 2024

Surabaya Siap Jadi Role Model Pengelolaan Sampah

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Diskusi pada kegiatan United Nations Environment Programme (UNEP) di kediaman Wali Kota Jalan Sedap Malam pada Minggu, (28/10/2018). Foto: Istimewa

Pengolahan sampah di Kota Surabaya rencananya akan dijadikan role model oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pernyataan ini mengemuka setelah delegasi United Nations Environment Programme (UNEP) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meninjau secara langsung pengolahan sampah di TPA Benowo dan PDU Jambangan.

Rosa Vivien Ratnawati Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) menjelaskan, delegasi United Nations Environment Programme (UNEP) ingin melihat komitmen dan keseriusan yang dilakukan Indonesia dalam mengolah sampah.

Dalam hal ini, kata dia, Surabaya bakal dijadikan contoh karena sudah melakukan hal yang luar biasa serta memiliki inisiatif tentang pengelolaan sampah sampai mampu memberikan kehidupan untuk masyarakatnya.

“Surabaya telah berhasil melakukan hal itu dan siap untuk dijadikan tempat pembelajaran dari berbagai negara internasional yang akan datang ke sini,” ujar Rosa di kediaman Wali Kota Jalan Sedap Malam pada Minggu, (28/10/2018).

Disampaikan Vivien, saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sendiri ingin menjadikan sampah sebagai sesuatu yang bersifat secular economics. Artinya, sampah tidak menjadi cost, namun sampah dapat menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan bersifat ekonomi.

“Kita sudah lihat sampah bisa digunakan sebagai bahan yang bernilai,” tuturnya.

Lebih lanjut terkait limbah B3, pemerintah sebelumnya memiliki prinsip cradel to grave (ayunan bayi) dan grave (kuburan). Namun saat ini, lanjut Vivien, pemerintah sudah mengubah menjadi cradel to cradel. Artinya, limbah tidak hanya dimusnahkan saja, melainkan bisa diubah menjadi hal yang ekonomis dan bermanfaat.

“Limbah beracun itu sangat mungkin dilakukan seperti bahan jalan, batu bata dan bakar bakar,” jelas perempuan berkacamata itu.

Dr. Lisa Emelia Svensson Director Marine and Coastal Ecosystem, Divison of Environmental Policy and Implementation menuturkan, Kota Surabaya adalah kota yang luar biasa. Alasannya, warga tidak sekadar diberikan informasi dan pendidikan terkait pengurangan limbah dan sampah plastik, melainkan diajarkan tentang bagaimana cara mengelola limbah dan sampah utamanya sampah plastik yang kini menjadi perhatian dunia.

Menurutnya, kerja pemerintah dan masyarakat Surabaya sangat mengagumkan karena ia telah melihat sendiri bagaimana kerja nyata pengolahan sampah yang dilakukan Surabaya yang baginya, cara itu sudah mencapai level internasional.

“Saya melihat dia (Risma) tidak sekadar wali kota, melainkan sebagai perempuan pahlawan yang sangat luar biasa untuk mengubah kota ini menjadi lebih sejahtera, salah satunya melalui pengelolaan sampah,” ungkap Lisa.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menambahkan, meski Kota Pahlawan akan dijadikan percontohan terkait pengolahan sampah, dirinya tetap mengingatkan bahwa tujuan adanya pengolahan sampah bukan untuk percontohan atau prestasi, melainkan membuat warga Surabaya menjadi sejahtera.

Goalnya bukan percontohan, tapi menyejahterakan warga Surabaya dan itu akan kita tingkatkan terus. Kita tidak boleh cepat berpuas diri,” tutur wali kota sarat akan prestasi itu. (bid/nin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs