Beberapa hari terakhir, warga Surabaya merasakan udara yang lebih dingin dari biasanya terlebih saat malam hingga pagi hari. Menurut Nur Huda Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, hal ini dikarenakan cuaca di Surabaya yang sedang memasuki puncak musim kemarau.
“Cuaca Surabaya dan sekitarnya masih memasuki musim puncak kemarau. Suhu dingin bisa kita rasakan saat ini jika menjelang pagi jadi lebih dingin,” kata Nur Huda kepada suarasurabaya.net, Sabtu (4/8/2018).
Selama puncak musim kemarau suhu udara saat dinihari sampai pagi hari di Indonesia mengalami penurunan. ini karena kondisi cuaca yang cerah–minim awan, dan pengaruh musim dingin di Australia. Minimnya awan, membuat panas matahari yang sampai ke bumi pada malam hari, tidak dipantulkan kembali pada siang hari.
Ia mengatakan, cuaca dingin ini kemungkinan akan berlangsung mulai awal bulan Agustus hingga bulan Oktober mendatang.
Selain cuaca, ia juga memperingatkan kepada masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah pesisir utara dan selatan untuk mewaspadai gelombang tinggi. Ini dikarenakan mulai pada awal bulan Agustus, tinggi gelombang bisa mencapai 2-3 meter bahkan lebih.
“Gelombang yang ada di sekitar Bawean, Madura, dan pesisir utara tingginya maksimum 2-3 meter, sedangkan di (pesisir, red) selatan bisa lebih,” tambahnya.
Untuk itu, pihaknya menyarankan untuk para nelayan, khususnya yang menggunakan perahu kecil, untuk selalu berhati-hati dan selalu memperhatikan informasi dari BMKG sebelum berlayar.(tin/ipg)