Nurul Widiastutik Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Pamekasan, Jawa Timur mengatakan, stok garam rakyat di tiga kecamatan penghasil garam di wilayah tersebut saat ini 771,00 ton.
“Jumlah stok garam sebanyak 771,00 ton sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan petugas kami di lapangan hingga akhir Juli 2018,” katanya di Pamekasan, Minggu (5/8/2018) seperti dilansir Antara.
Nurul menjelaskan, stok garam rakyat itu, tersebar di dua kecamatan, dari tiga kecamatan penghasil garam, yakni Kecamatan Galis, dan Kecamatan Pademawu.
Di Kecamatan Galis, stok garam rakyat yang masih tersimpan di gudang penyimpanan garam sebanyak 295,00 ton, di Kecamatan Pademawu sebanyak 476,00 ton, sedangkan di Kecamatan Tlanakan kosong.
Ia menjelaskan, total produksi garam rakyat pada musim produksi garam kali ini sebanyak 6.541,25 ton.
“Jumlah produksi ini, berdasarkan pendataan yang kami lakukan hingga 30 Juli 2018 kemarin,” ujar Nurul.
Jumlah total produksi garam itu dari 15 desa penghasil garam yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Galis, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan dengan total luas areal tambak 913,5 hektare.
Di Kecamatan Galis, ada empat desa yang menjadi produsen garam, yakni Desa Lembung, Polagan, Konang dan Desa Pandang, dengan luas tambak garam mencapai 458,6 hektare.
Di Kecamatan Pademawu desa yang memproduksi garam tersebar di delapan desa, yakni Desa Dasuk, Bunder, Pademawu Timur, Tanjung, Padelegan, Majungan, Pegagagan dan Desa Baddurih dengan luas tambak garam mencapai 445,4 hektare.
Sedangkan di Kecamatan Tlanakan, produksi garam di tiga desa, yakni Desa Tlesah, Tlanakan dan Desa Branta Tinggi dengan total luas tambak garam 9,6 hektare.
Dari 15 desa penghasil garam yang tersebar di tiga kecamatan itu, desa dengan luas tambak garam terbanyak ialah Desa Lembung, Kecamatan Galis, yakni 245 hektare dengan total produksi mencapai 1.581,00 ton, sedangkan yang paling sedikit ialah Desa Tlesah, Kecamatan Tlanakan, yakni 2,6 hektare dengan total produksi 33,00 ton.
Akan tetapi, sambung dia, dari total produksi garam sebanyak 6.541,25 ton itu, sebanyak 5.770,25 ton diantaranya telah terjual, sehingga persediaan garam yang tersedia hingga kini tinggal 771,00 ton.
“Harganya bervariatif, antara Rp800 ribu hingga Rp1,3 juta per ton, bergantung pada kualitas garam,” katanya, menjelaskan. (ant/dwi)