Sabtu, 23 November 2024

Startup Nation Summit 2018 Membuka Peluang Startup Surabaya Agar Mendunia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pembukaan Startup Nation Summit 2018 di Grand City Convex Surabaya, 17 November 2018. Foto: Istimewa

Berkat upaya kerasnya, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya berhasil meyakinkan lima dewan panitia Startup Nation Summit (SNS) sehingga suara mereka bulat, forum pelaku dan pengambil kebijakan startup seluruh dunia itu digelar ketujuh kalinya di Surabaya pada 16-17 November 2018.

Perhelatan ini menjadi kabar gembira bagi Indonesia. Pintu peluang menjadi bagian dari jaringan pengambil kebijakan startup seluruh dunia terbuka lebar. Surabaya sekali lagi menjadi Kota Pahlawan yang membuka peluang ini.

Secara otomatis, Surabaya pun kini telah menjadi bagian dari jaringan Startup Dunia dan mendapat peluang menjadikan para pelaku startup di Kota Pahlawan bisa mengenalkan karya-karya terbaiknya kepada dunia, sebagaimana yang telah dicita-citakan oleh Risma. Dengan demikian anak muda Surabaya tidak hanya menjadi penonton di kotanya sendiri.

Alasan yang mendorong Risma agar even dunia itu digelar di Surabaya, salah satunya berdasarkan fakta bahwa peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, di Surabaya pada khususnya, yang berbanding terbalik dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Di antara beberapa pilihan yang ada, dia tidak mengambil pilihan mengundang investor asing agar membuka pabrik di Surabaya tapi tidak menutup kemungkinan membawa serta robotnya.


Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menjadi pembicara di Startup Nation Summit 2018. Foto: Istimewa

Risma memilih mendorong anak-anak muda Surabaya agar membuat usahanya sendiri meskipun itu adalah sebuah perusahaan rintisan (startup). Sebab itulah dia sangat ingin mendatangkan para pelaku startup dunia yang telah sukses dan menjadi jaringan dari Startup Nation Summit untuk membagikan pengalamannya kepada anak-anak Surabaya. Dia berharap, Arek Suroboyo tidak takut memulai usaha.

Telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Surabaya terpilih menjadi tuan rumah perhelatan ketujuh Startup Nation Summit. Kota Pahlawan telah menjadi satu di antara tujuh kota dari berbagai negara yang telah menyambut rombongan peneliti, pelaku, dan pengambil kebijakan seputar startup dari berbagai negara di dunia.

Pada 2012 silam SNS diluncurkan di Toronto, Kanada. Dari kota itu, perhelatan SNS keliling ke kota-kota lainnya di dunia. Kuala Lumpur, Malaysia menjadi tuan rumah berikutnya yang menggelar SNS 2013. Dilanjutkan dengan Kota Seoul, Korea Selatan pada 2014, Kota Monterrey, di Meksiko pada 2015, Kota Cork, Irlandia pada 2016, Kota Tallinn, Estonia pada 2017, dan Kota Surabaya, Indonesia menjadi tuan rumah ketujuh penyelenggara SNS 2018.


Pembukaan SNS 2018 dilakukan dengan cara memukul gong oleh panitia dan penyelenggara. Foto: Istimewa

Even yang digelar di Grand City Convex itu berlangsung sukses. Bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kamar Dagang Indonesia, Ciputra, dan Trans Corp, perhelatan Startup Nation Summit 2018 dibuka dengan even Innocreativation pada 14-15 November, serta Bekraf Festival 2018 pada 14-17 November 2018. Seluruh rangkaian acara itu ditutup secara manis dengan even Mlaku-mlaku Nang Tunjungan.

Pelaku Startup Berharap Wujud Nyata Dukungan Pemerintah

Supangat Budianto salah satu pelaku startup digital di Surabaya, pendiri aplikasi ridehailing lokal bernama Gobackae mengatakan, diadakannya SNS 2018 di Surabaya berdampak sangat positif. Dia menilai ini sebagai peluang. Pertama para pelaku startup di Surabaya bisa mengembangkan jaringan, tidak hanya di tingkat lokal atau nasional tapi juga global.

“Startup sekarang kan sudah lebih cenderung pada aspek teknologi. Dari jaringan itu kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang perkembangan teknologi di luar sana. Selain itu, yang namanya startup itu tidak bisa bekerja sendiri tanpa tergabung dalam sebuah komunitas. Kami pelaku startup tidak akan berkembang karena tidak tahu perkembangan teknologi,” katanya kepada suarasurabaya.net.


Koridor co-Working Space di Surabaya sebagai wadah lara pelaku startup digital. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Dia sangat mengapresiasi niat Tri Rismaharini yang telah mengambil kebijakan-kebijakan yang menurutnya sangat membuka peluang bagi enterpreneur dan pelaku startup di Surabaya agar lebih berkembang. Namun dia juga mengatakan, pemerintah juga perlu memastikan implementasi kebijakan-kebijakan itu hingga menyentuh semua kalangan para pelaku startup, hingga yang paling kecil.

Dia mencontohkan, dirinya sebagai pelaku startup ridehailing lokal yang selama ini juga berdampingan atau bersaing dengan pelaku ridehailing yang lebih besar, sebut saja Go-Jek dan Grab turut merasakan belum adanya peran nyata dari pemerintah yang menyentuh permasalahan yang mereka hadapi. Misalnya terkait zona merah taksi maupun ojek online seperti di Bandara, Terminal, dan Stasiun yang sampai sekarang belum ada solusi.

“Kami sih berharap ada implementasi kebijakan yang lebih menyentuh kami ini. UMKM juga, perlu dikombinasikan sebenarnya apa yang mereka butuhkan. Misalnya kurir, lho, jasa kurir di Surabaya ini sudah sangat banyak, tinggal bagaimana mengolaborasikannya. Pemerintah juga bisa masuk ke sektor ini,” katanya.

Meski demikian, dia mengakui, sebenarnya para pelaku startup yang sudah cukup banyak dan telah membentuk ekosistemnya sendiri dalam berbagai komunitas yang ada tidak terlalu memusingkan soal kebijakan. Mereka, kata Supangat, yang penting memiliki ide usaha yang memiliki diferensiasi dengan startup lainnya sudah bisa jalan dan fokus melakukan pengembangan.

Karena sebagian besar startup itu merupakan perusahaan berskala kecil, kalaupun satu usaha gagal dikembangkan maka dengan mudahnya mereka akan menggali ide lainnya untuk membuat startup baru yang lebih berpotensi untuk berkembang. Tapi baginya, kalau memang pemerintah berkeinginan agar startup ini berkembang, maka wujud nyata dukungan itu seharusnya memang bisa dirasakan oleh para pelakunya.


Industri kreatif lokal Surabaya saat dipamerkan dalam ajang pameran Bekraf bekerja sama dengan Surabaya Creative Network (SCN). Foto: Dok. suarasurabaya.net

Hafshoh Mubarak Ketua Surabaya Creative Network, sebuah asosiasi pelaku industri kreatif yang dia rintis bersama rekan-rekannya mengatakan, dia menyadari saat ini dampak dari perhelatan SNS 2018 di Surabaya memang belum begitu terasa. Menurutnya, SNS 2018 merupakan jalan pembuka peluang bagi perkembangan startup di Surabaya dan perkembangan startup nasional.

“Di Bekraf Festival kemarin kan ada MoU yang telah disepakati oleh Pemkot Surabaya dengan Bekraf, nah kami sebagai pelaku berharap akan muncul kebijakan-kebijakan baru dari Pemkot Surabaya yang bisa mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Kota Surabaya. Jadi kemarin itu memang sangat awal banget,” katanya.

Hafshoh mengatakan, memang ada beberapa permasalahan yang selama ini selalu mengganjal perkembangan industri kreatif di Surabaya. Salah satunya adalah masalah modal. Selain itu, para pelaku industri kreatif di Surabaya ini tidak memiliki wadah yang pasti, yang bisa menjadi tempat bernaung dengan kemampuannya mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis bagi pengembangan ekonomi kreatif.

“Saya kira bentuknya seperti UPTD seperti yang sudah dimiliki di Kota Malang dan Kota Bandung. Dengan begitu kami para pelaku ekonomi kreatif ini bisa langsung berhubungan dengan para pengambil kebijakan agar bisa semakin kuat,” ujarnya.

SNS Menjadi Awal Kolaborasi Para Pengambil Kebijakan

Di SNS 2018, Global Enterpreneurship Network (GEN) Indonesia jaringan pelaku usaha (enterprenuer) global di Indonesia lahir di Surabaya. Gen Indonesia ini diinisiasi oleh GEN Global, organsasi yang menginisiasi SNS, bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pemerintah Kota Surabaya, dan Ciputra Foundation.

Jonathan Ortman Presiden Global Enterpreneurship Network (GEN) mengatakan, GEN Indonesia ini nantinya akan menjadi bagian dari 170 negara di GEN Global yang memiliki misi meningkatkan efisiensi ekosistem wirausaha di berbagai negara yang terdiri dari pengusaha, investor, dan pemerintah.

“Bersama-sama kami berupaya memahami dunia usaha dan mengembangkannya. Kami mendorong para pencipta pekerjaan bukan pencari pekerjaan,” ujar Jonathan dalam kesempatan launching GEN Indonesia di Grand City Surabaya, 16 November 2018 lalu. Di GEN Indonesia, para pemimpin dari berbagai bidang dia harapkan ikut terlibat untuk mewujudkan pengembangan kewirausahaan di Indonesia.


Launching GEN Indonesia oleh Presiden GEN Global dan Ketua Kadin Indonesia. Foto: Dok/Abidin suarasurabaya.net

M. Arsyad Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan, komitmen Kadin untuk mendorong peluang anak muda di bidang wirausaha terus direalisasikan. Termasuk membangun Direktorat Pengembangan Pengusaha Nasional di Kadin bekerja sama dengan pemerintah dan pengusaha di Indonesia. “GEN Indonesia termasuk di dalam upaya sinergi menggerakkan dunia usaha di tingkat global,” katanya.

Sementara, Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI mengatakan, SNS 2018 menjadi landasan penting dalam membuat kebijakan demi kemajuan dunia startup dan industri kreatif di Indonesia. Perspektif dari berbagai negara, menurutnya akan memperkaya isi dari kebijakan-kebijakan yang akan dibuat.

Sebagai badan yang menaungi ekonomi kreatif Indonesia, Bekraf menilai startup memiliki potensi besar meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2016 lalu ekonomi kreatif di Indonesia telah menyumbangkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp922 triliun. Dia memperkirakan, angka ini akan terus meningkat 10 persen setiap tahunnya sehingga pada 2017 diprediksi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.

Adapun penyumbang PDB terbesar dari ekonomi kreatif datang dari ruang kreatif seperti film, musik, fashion dan kuliner. Untuk mendukung pertumbuhan startup di Indonesia, Triawan mengatakan, badannya telah menghapus regulasi-regulasi yang dinilai tidak mendukung atau malah menghambat pertumbuhan startup itu. Dalam acara Bekraf Festival yang mengawali SNS, MoU antara Bekraf dengan Pemkot Surabaya telah disepakati.

Selama berlangsungnya SNS 2018 November lalu, Risma sebagai Wali Kota Surabaya tampak begitu gembira. Sebuah pencapaian tinggi kembali diraih oleh kota yang dia pimpin. Meski demikian, Risma mengatakan, warga Surabaya tidak bisa serta merta mengandalkan Pemkot Surabaya. Terutama kepada pemuda, dia berpesan agar bekerja keras membangun startup-nya sendiri sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan baru dan berkontribusi pada kemajuan Kota Pahlawan.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs