Aksi Cepat Tanggap (ACT) lembaga kemanusiaan nasional meluncurkan program bantuan kemanusiaan berupa 10 ribu ton beras untuk Palestina di Terminal Gapura Surya Nusantara, Rabu (21/2/2018).
Ahyudin Presiden ACT, dalam sambutannya mengatakan, bantuan 10 ribu ton beras itu akan dikirimkan secara bertahap. Pertama diberangkatkan dari Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak.
“Untuk kali ini, 2000 ton kami berangkatkan dari Surabaya. Selanjutnya, mungkin kami akan berangkatkan dari Makasar, Padang, Tanjung Priok, dan pelabuhan lainnya,” kata Ahyudin.
Ahyudin mengatakan, bantuan kemanusiaan untuk Palestina ini merupakan bentuk dari kepedulian masyarakat Indonesia, umat muslim di Indonesia, kepada Palestina.
Ahyudin menyebutkan, Palestina saat ini serupa penjara yang sangat besar. Penjara itu terutama terdapat di Gaza, tempat di mana rakyat Palestina berjuang mendapatkan kemerdekaanya dari Israel.
“Bangsa besar adalah bangsa yang bersedia mengurusi urusan Bangsa lain. Hati kita mungkin tidak cukup terguncang, karena kita berada di negeri yang damai, tapi Palestina membutuhkan uluran tangan kita,” ujarnya.
Salman Al Farisi Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mewakili Retno Marsudi Menlu RI hadir dalam acara ini.
Dia menyampaikan pesan dari Menlu RI agar masyarakat dan pemerintah bersinergi dalam menyelesaikan masalah-masalah di negara lain, yang berkaitan tidak hanya umat Islam, tapi juga umat manusia seluruhnya.
Menlu berpesan, agar masyarakat umum, masyarakat penggerak kemanusiaan dan pemerintah Indonesia bersinergi, berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah umat, tidak hanya Umat Islam, tapi juga umar manusia secara luas.
Pemerintah Indonesia, kata Salman, sedang berupaya menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan seperti di Bangladesh, Palestina, Myanmar, juga di Filipina.
“Palestina adalah jantung dan nafas politik luar negeri Indonesia,” kata Salman.
Menurutnya, bantuan kemanusiaan yang saat ini disalurkan 2.000 ton beras oleh ACT adalah bantuan untuk membantu kemerdekaan Palestina.
“Ini juga merupakan bentuk komitmen perjuangan, tidak hanya Pemerintah Indonesia, tapi juga semua Bangsa Indonesia yang menginginkan kemerdekaan Palestina dengan ibu kota di Yerusalem,” katanya.
Salman juga mengatakan, bentuk dukungan Pemerintah Indonesia untuk Palestina, salah satunya dengan membebaskan bea masuk impor produk dari Palestina sejak 2016 lalu.
“Untuk tahap pertama ini, produk kurma dan minyak zaitun. Jadi, yang umrah maupun haji, tidak perlu beli kurma dan minyak zaitun di luar, tapi belilah di Indonesia, kurma dan minyak zaitun produk Palestina,” katanya.
Dia berharap, dengan kebijakan itu, Indonesia bisa membantu meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat Palestina. Tidak hanya Kurma dan Minyak Zaitun, Salman mengatakan, ke depan, Indonesia akan menambah jenis produk dari Palestina yang akan dibebaskan bea masuknya.(den/iss/ipg)