Transportasi massal itu akan menjadi backbone transportasi karena kewajiban pemerintah menyediakan transportasi massal yang terjangkau dan murah. Dan yang menjadi feeder adalah taksi-taksi online yang saat ini marak.
Kresnayana Yahya Chairperson Enciety Business Consult mengatakan bahwa saat ini angkutan konvensional masih bisa hidup meski harus memilih target yang lebih spesifik dan tidak mau bersaing dengan yang online. Tapi kalau transportasi massal itu hadir maka akan terjadi shifting atau pergeseran.
Tren ke depan, lanjut dia, orang akan menyukai transportasi massal yang menjadi ikon sebuah kota yang melayani semua kawasan kota.
“Sekarang ini, kalau kran dibuka oleh pemerintah setengah-setengah pasti nantinya akan terjadi pergeseran,” kata Kresna pada Radio Suara Surabaya, Kamis (4/1/2018).
Kata Kresna, persaingan antara taksi online dan taksi konvensional sebenarnya sudah saling bunuh.
“Untuk taksi online itu kan dilakukan oleh orang yang hanya kerja paruh waktu. Sementara yang konvensional itu kerja fulltimer. 30 persen pengemudi taksi online itu partimer dan rasanya mereka tidak mau mengikuti aturan Permenhub 108 Tahun 2017 itu. Tren ke depan pekerjaan full timer akan makin berkurang,” ujarnya. (dwi/ipg)