Kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api Pagesangan, tepatnya di belakang Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu (21/10/2018), dan menimpa mobil warna hitam bernopol W 1165 YV, diduga karena sirine di perlintasan dalam kondisi mati.
Olvin, saksi mata yang saat peristiwa terjadi tepat berada di belakang Pajero menyampaikan apa yang dia lihat saat kejadian. Saat mobil sudah melintasi rel kereta api, palang pintu belum tertutup. Sementara, kereta api dari arah utara sudah dekat.
Kereta api yang diketahui KA Sri Tanjung tujuan Banyuwangi-Yogyakarta sempat membunyikan bel di jarak 100-200 meter. Pengendara Pajero itu sudah berupaya menhindar dengan menggeber gas mobilnya, tapi kecelakaan tidak bisa dihindari.
“Penjaga perlintasan kereta sudah berusaha menutup palang, tapi mobil sudah di bawah palang kereta. Mobil yang tahu kereta akan lewat sudah berusaha tancap gas tapi sudah tidak sampai,” katanya kepada suarasurabaya.net.
Dia juga mengatakan, saat peristiwa itu terjadi tidak ada bunyi sirine yang terdengar. Petugas baru tahu kereta api sudah dekat saat Pajero itu sudah akan melintas dan sudah tidak memungkinkan untuk mencegahnya. Ketika dikonfirmasi, petugas perlintasan membenarkan, sirine memang dalam kondisi mati.
“Biasanya kan dari jauh sirine sudah nyala, tapi dari tadi lampu sirine itu tidak ada. Penjaga tadi sudah berusaha menutup, tapi karena tahunya itu sudah dekat jadi nggak nututi lah mas, saya dengar bel kereta itu langsung berhenti. Jadi saya cuma bisa teriak,” ujar Olvin.
Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net, jarak antara palang pintu dengan rel hanya dua meter. Sebelumnya, warga yang berkerumun diperintahkan untuk menjauh karena ditakutkan mobil akan meledak karena masih dalam kondisi nyala. Saat ini mobil sudah dievakuasi oleh petugas.(bid/tin)