Kesimpulan pada bagian akhir cerita atau dongeng kepada anak-anak ternyata menjadi bagian akhir yang kurang efektif. Justru sebaiknya pada bagian akhir dongeng memberikan ruang berdiskusi untuk anak.
“Kalau di akhir dongeng atau cerita kemudian ada kesimpulan, seperti pada buku atau dongeng yang disampaikan pendongeng, rasanya jadi kurang menarik. Ini membuat anak-anak kehilangan rasa ingin tahu,” kata Ariyo Zidni Pendongeng sekaligus penulis cerita anak dalam kegiatan workshop mendongeng di Aula Museum Bank Indonesia, Surabaya, Kamis (26/4/2018).
Anak-anak, kata Ariyo, sebaiknya diberi ruang berimajinasi sesuai yang mereka inginkan. Oleh karena itu, saat dongeng disampaikan sebaiknya dibagian akhir tidak disertai kesimpulan atau sejenisnya.
“Pada bagian akhir sebuah cerita anak-anak seringkali ada semacam pesan moral dari dongeng itu. Menurut saya justru tidak perlu. Biarkan anak-anak mendiskusikan cerita atau dongeng yang sudah dia dengar. Ini lebih bagus,” ujar Ariyo.
Dongeng yang disampaikan buat anak-anak, menurut Ariyo yang biasa mendongeng, menjadi hidup dan menyenangkan manakala anak-anak ikut berinteraksi di dalamnya.
Anak-anak akan lebih mengingat dongeng yang diceritakan ketika si anak itu sendiri merasa menjadi bagian dari cerita atau dongeng yang disampaikan. “Oleh karena itu pada buku dongeng yang saya luncurkan juga tidak ada kesimpulannya,” ujar Ariyo.
Ariyo Zidni pendongeng yang juga penulis buku anak-anak, Kamis (26/4/2018) hadir di aula Museum Bank Indonesia, dalam Pesta Pendidikan dengan satu diantara agenda kegiatannya adalah workshop mendongeng yang diikuti sejumlah guru PAUD, dan pendongeng di Surabaya.(tok/den)