Sabtu, 23 November 2024

Risma Tampil Santai Saat Menjadi Moderator Dua Komika Ibu Kota

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menjadi moderator dua pembicara dari komika Pandji dan Ernest dalam Innocreativation di Grand City Convex, Rabu (14/11/2018). Foto: Humas Pemkot Surabaya.

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menjadi moderator dalam ajang Innocreativation bertajuk Comedy Make Money di Grand City Convex Surabaya, pada Rabu, (14/11/2018). Risma memoderatori Ernest Prakasa dan Panji Pragiwaksono dua pembicara dari kalangan komika kreatif.

Di tengah audiens generasi millennials, Risma berkomunikasi dengan gaya jauh dari kesan serius. Ia tampak cair dengan gaya santai di hadapan puluhan anak muda. Beberapa guyonan yang dilontarkannya pun sukses membuat pecah suasana. Bahkan, dua komedian ibu kota itu pun ikut dibuatnya tertawa.

Dalam sesi ini, Risma juga sempat memberikan beberapa motivasi kepada para audiens yang sebagian besar anak muda itu, agar tidak pernah malu dan ragu untuk menampilkan apapun talenta yang dimilikinya.

“Tadi saya sampaikan, bahwa kita mencoba membuka wawasan untuk seluruhnya, bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat berdasarkan talenta kita,” kata Risma.

Ia pun mencontohkan, seperti dua komika ini yang berhasil meraih sukses dari bakat talenta yang dimiliki. Dengan terus konsisten menjadi seorang komika, mampu mengubah hidup mereka menjadi lebih sukses. Seperti Ernest dan Panji yang kini dikenal oleh masyarakat luas.

“Dua orang ini adalah contoh yang bisa ditampilkan untuk beberapa orang yang berhasil di bidangnya masing-masing dan berprestasi,” ujarnya.

Menurut Risma, banyak anak-anak muda yang mempunyai bakat dan talenta di bidang komedi. Namun, kebanyakan dari mereka malu dan takut akan mencobanya. Kendati demikian ia berpesan kepada generasi millennials, bahwa sebuah talenta yang dimiliki, jika terus konsisten dilakukan maka akan menjadi sebuah jalan dalam menuju kesuksesan.

“Tujuan kita membuka acara ini, agar bisa mengembangkan talenta itu, menjadi profesional di talenta itu. Cuman kita kebanyakan tidak berani menampilkan. Sebetulnya kita punya talenta itu,” terangnya.

Panji Pragiwaksono yang berlatar belakang pendidikan pun lebih memilih menjadi seorang komika. Hal itu didasari atas bakat yang dimilikinya. Bahkan sejak tahun 2001, ia sudah mulai mengasah bakatnya tersebut.

“Apapun profesi kita, kita harus tahu dulu apa yang menjadi diferensiasi yang bersumber dari kejujuran,” kata panji.

Bahkan, Panji mengungkapkan, dari menjadi seorang artis komika tersebut, ia berhasil mengubah mindset keluarganya. Terlebih lagi, dengan menjadi seorang komedian, ia mampu mengubah masa depannya menjadi lebih baik. Namun begitu, lanjut dia, hal tersebut harus dilakukan dengan cara konsisten dan mau terus belajar mengasah kemampuan. Sebab menurutnya, bidang komedi itu cakupannya luas. Seperti film komedi, buku komedi, panggung, TV komedi, dan konten youtube.

“Jadi (komika) pilihannya ada banyak sekali. Sebetulnya yang menetukan bisa atau tidak panjang karir kita, yaitu kesediaan kita untuk tetap mau kerja dan terus belajar,” tuturnya.

Sementara itu, Ernest Prakasa juga menyampaikan beberapa pesan dan motivasi kepada para generasi millennials tersebut. Di antaranya, teknologi yang semakin berkembang pesat, menjadikan seseorang lebih mudah untuk belajar. Melalui media youtube ataupun internet, anak muda sekarang jauh lebih mudah untuk mengasah talenta.

“Hanya bermodalkan internet dalam genggaman, generasi ini (sekarang) sebenarnya lebih diuntungkan,” kata Ernest.

Pria alumni Universitas Padjadjaran Jurusan Hubungan Internasional itu, sebelumnya hanya seorang karyawan kantoran. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memilih jalur komedian. Menurutnya, apapun bidang pekerjaan jika ditekuni dengan konsisten, maka akan menjadi jalan untuk meraih kesuksesan.

“Intinya itu, kita tidak perlu takut terhadap kritikan, kalau kita membuat sesuatu,” jelasnya. (bid/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs