Jumat, 22 November 2024

Risma Tahu, Ada PMKS yang Sengaja Dibuang ke Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pemulangan PMKS di Balai Kota Surabaya, Selasa (27/2/2018). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Pemkot Surabaya memulangkan 90 orang penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dari sejumlah penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) ke daerah asalnya, Selasa (27/2/2018).

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, saat memimpin pemulangan PMKS di Balai Kota Surabaya mengatakan, dia sebenarnya tahu ada beberapa PMKS yang sengaja dibuang ke Surabaya.

“Tolong jangan dibuang ke Surabaya lah. Saya tahu ada yang by design (sengaja) dibuang ke Surabaya. Saya mohon sekali lagi, tolong yang by design itu jangan. Itu dosa, kita membuang manusia,” harapnya.

Permintaan Risma ini juga berkaitan dengan kapasitas tampung di Liponsos Surabaya yang sudah tidak memadai. Sementara saat ini, di Liponsos, masih ada sekitar 1.485 orang PMKS.

Meski demikian, dia memastikan, Pemkot Surabaya akan berusaha terus merawat dan mengobati para PMKS di Surabaya, selain juga menggalakkan pemulangan mereka ke daerah asalnya masing-masing.

Pemkot Surabaya mendata, seluruh PMKS yang dipulangkan Selasa, 22 orang di antaranya adalah gelandangan dan pengemis. Sisanya, 68 orang mantan penderita psikotik.

Risma mengatakan, selama ini para penderita psikotik itu mendapatkan perawatan dan pengobatan di Liponsos Surabaya. Tim dokter di Liponsos menyatakan mereka yang dipulangkan telah dinyatakan sembuh.

Para PMKS diantar dengan bus dan mobil ke daerah asal masing-masing. Di sekitar Jawa Timur, ada sebanyak 19 gelandangan dan pengemis dan 23 orang mantan psikotik.

Tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Para PMKS itu juga berasal dari Jawa Barat. Ada setidaknya 18 mantan psikotik yang dipulangkan ke daerah itu.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya, relawan pendamping PMKS juga mengantarkan dua orang gelandangan dan pengemis dan 18 orang mantan penderita psikotik ke Jawa Tengah.

Ada juga yang mengantar satu orang gelandangan dan dua orang mantan psikotik ke DKI Jakarta, tiga orang mantan psikotik ke Banten, dan sebagian lainnya bahkan ke luar pulau.

Dua di antara para mantan penderita psikotik berasal dari Lampung, satu orang mantan psikotik dari Sumatera Selatan, dan satu orang psikotik dari Bali.

Risma meminta agar TKSK yang mengantar para mantan penderita psikotik memberitahu keluarga masing-masing mereka agar mau menguruskan BPJS.

Bersamaan dengan itu, Pemkot Surabaya juga akan mengirimkan surat kepada Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan agar para PMKS dari Surabaya ini dibuatkan BPJS.

“Tolong diurus saja supaya mereka bisa terus minum obat,” kata Risma. “Saya pikir kami bisa memberi bantuan dengan BPJS, supaya mereka bisa minum obat rutin. Mereka juga manusia, binatang saja kita rawat, apalagi saudara-saudara kita.”

Agung BS, satu di antara psikiater di Liponsos Keputih menjelaskan, para PMKS yang dipulangkan adalah mereka yang sudah melewati fase-fase akutnya.

Meskipun dia mengakui, pada hakekatnya mereka belum sembuh sempurna. “Mereka yang dipulangkan itu remisi tidak sempurna, namanya,” kata dia.

Menurutnya, para PMKS yang dipulangkan Selasa sudah mendapatkan perawatan dan terapi sehingga yang awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sakit, kini mereka sudah sadar bahwa dia sakit.

Agung mengklaim, sebagian dari penderita psikotik, juga sudah mengetahui siapa dirinya, sedang berada di mana, dan sudah mulai merindukan rumah.

Jadi mereka sudah ingat semua tentang dirinya, termasuk yang paling penting sudah ingat alamat rumahnya di mana,” ujarnya.

Sebelum mengantar pulang para PMKS, Pemkot Surabaya telah melakukan konfirmasi ke alamat rumah itu dan telah memastikan bahwa alamat itu cocok.

“Ke depan, kami akan terus memulangkan para PMKS setelah mereka dinyatakan sembuh atau sudah melewati masa akutnya,” kata Agung.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs