Warga Jalan Kuwukan Gang 1, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep Surabaya, Selasa (24/4/2018), digegerkan dengan penemuan seorang remaja yang meninggal dengan keadaan mulut berbusa. Pria tersebut diketahui berinisial WW (16) yang merupakan seorang kuli bangunan.
Diduga, korban meninggal setelah menenggak minuman keras beserta obat-obatan. Sebelumnya, korban juga dikabarkan sempat mengikuti pesta miras, yang dilakukannya selama lima hari berturut-turut sejak Sabtu malam, bersama lima rekannya. Namun dari pihak kepolisian mengaku masih belum bisa memastikan penyebab kematian tersebut.
“Tapi kita masih belum bisa memastikan penyebab kematian. Kami masih dalam penyelidikan,” ujar Kompol Dwi Heri Sukiswanto Kapolsek Lakarsantri saat meninjau TKP, Selasa (24/4/2018).
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Haswinda rekan korban, dalam kesehariannya, WW adalah seorang pekerja bangunan yang mengerjakan proyek perumahan. Sebelum meninggal, WW sempat meminta bantuan untuk dimandikan, karena kondisinya lemas.
“Katanya badannya lemas, minta dibantu mandi, habis gitu masih sempet minta dibelikan degan,” kata Haswinda.
Sesampainya di rumah, ternyata nyawa WW sudah tidak tertolong. WW ditemukan meninggal dengan kondisi mulut berbusa.
Saat penggeledahan, polisi menemukan sejumlah bungkusan berisi obat-obatan, diantaranya obat anti mabuk perjalanan, obat batuk, dan obat generik. Dari pengakuan rekannya, WW diketahui sering mengkonsumsi obat-obatan tersebut, masing-masing 10 butir, dalam satu kali minum.
“Ngakunya untuk stamina. Kalau nggak minum obat-obat itu korban nggak bisa kerja,” jelas salah seorang polisi yang tidak ingin disebut namanya.
Dari hasil temuan itu, polisi menduga obat-obatan yang digunakan korban mempunyai pengaruh yang cukup signifikan. Terlebih, korban meminumnya dengan dosis yang cukup tinggi, yakni masing-masing 10 obat dari 3 jenis obat.
“Kemungkinan karena habis minum obat lalu minum cukrik. Jadi bukan minumannya yang bikin korban tewas. Buktinya teman-temannya yang lain tidak apa-apa,” tambahnya.
Saat ini, jenazah WW sudah dibawa ke RSU Dr Soetomo. Namun, keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Polisi masih akan mendalami kasus ini dengan meminta keterangan dua orang saksi. (ang/ipg)