Sabtu, 23 November 2024

Rekomendasi Pakar Unair untuk Kemajuan Kemaritiman di Indonesia

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Prof Amin Alamsjah Guru Besar bidang Ilmu Budidaya Perairan Universitas Airlangga Surabaya. Foto: Unair

Prof Amin Alamsjah guru besar bidang ilmu budidaya perairan Universitas Airlangga mengemukakan potensi besar kemaritiman di Indonesia. Sayangnya, potensi besar itu belum dimaksimalkan sehingga banyak nelayan yang masih hidup di garis kemiskinan.

Dalam bidang kemaritiman, Prof. Amin Alamsjah mengatakan, ada tiga potensi besar kelautan yang dimiliki Indonesia. Ketiganya adalah produksi ikan tuna, udang, dan rumput laut. Untuk produksi tuna dan udang, ada penurunan sejak tiga tahun terakhir.

Dari ketiga produksi itu, Indonesia adalah negara yang memproduksi rumput laut terbesar di dunia. Namun, 80 persen produksi masih dalam bentuk mentah. Padahal, jika rumput laut mentah diolah sedekimian rupa dan diproduksi dalam produk lain, 1 rumput laut bisa menghasilkan hingga 1.000 produk.

Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya inovasi terhadap produk kelautan di Indonesia. Diperlukan adanya inovasi agar produk ekspor Indonesia tersebut diubah dalam bentuk yang lebih bermanfaat.

Ada enam usul strategis yang disarankan oleh Prof Amin terkait pengembangan kemaritiman di Indonesia. Pertama, transfer of technology yang dilakukan untuk semua sisi. Baik level sederhana atau basic science, middle science, maupun teknologi science.

“Semua harus bergerak bersama. Industri dan pihak obat-obatan juga harus bergerak dalam bidang teknologi. Pemerintahan dalam hal ini harus bisa mengkomando. Kerjasasama dengan universitas, balai riset, juga industri,” papar Prof Amin yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Unair bidang penelitian dan publikasi, pengabdian masyarakat, dan kerjasama nasional-internasional.

Kedua, incorporate technology in existing industries. Prof Amin menganjurkan agar Indonesia melihat, mengelaborasi, juga menyarankan untuk melakukan kolaborasi dengan industri-industri di luar negeri yang benar-benar eksis menghasilkan produk perikanan yang bagus. Selama ini, lanjut Prof Amin, Indonesia belum menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus. Maka tetap tertinggal.

Usul ketiga, business development. Pengembangan bisnis ini tugas bersama, khususnya pemerintah. Kolaborasi baik antara kementerian keuangan, kementerian kelautan, dan perikanan, kementerian perindustrian, maupun kementerian lain yang sejalan.

Keempat, attraction of foreign investment. Kelima, investigation of critical mass. Dan keenam social and environment improvement. “Indonesia adalah biodifersitas terbesar kedua setelah Brazil. Mengapa kita tidak fokus untuk mengembangan itu saja,” ujar Prof Amin. (iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs