Sabtu, 23 November 2024

Ratna Sarumpaet Mengakui Kebohongannya Atas Isu Penganiayaan

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ratna Sarumpaet saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Ratna Sarumpaet menggelar jumpa pers didampingi beberapa aktivis perempuan soal isu penganiayaan terhadap dirinya.

Dalam jumpa pers tersebut, Ratna tidak membuka sesi tanya jawab kepada wartawan.

Ratna mengawali cerita dengan mengatakan kalau tanggal 21 September 2018, dia menemui Dr. Sidik Raharja seorang ahli bedah plastik. Ratna akan melakukan sedot lemak di pipinya.

“Tanggal 21 saya datang menemui dr. Sidik ahli bedah plastik. Kedatangan kesitu karena kami sepakat akan sedot lemak di pipi saya. Dokter itu adalah dokter yang saya percaya,” ujar Ratna dalam jumpa pers di kediamannya, Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).

Setelah melakukan operasi, ternyata wajahnya jadi kelihatan lebam-lebam. Sehingga, Ratna bertanya pada dokternya, dan dijawab kalau itu adalah hal biasa terjadi setelah operasi.

“Setelah operasi saya bangun, saya lebam-lebam, saya tanya kenapa begini? Dokter mengatakan kalai itu hal biasa. Intinya begitu,” kata dia.

Ketika pulang ke rumah dengan wajah lebam-lebam, Ratna berpikir memerlukan satu alasan kalau ditanya oleh anaknya. Dan alasan dia adalah mengatakan kepada anaknya kalau dirinya dipukuli oleh orang.

“Saat saya pulang, masih lebam-lebam. Perlu ada alasan kepada anak saya, saya jawab dipukul orang. Saya nggak tahu kenapa terjebak dalam kebodohan ini. Saya terus kembangkan ide kebodohan,” jelasnya.

Jadi, menurut Ratna, seminggu lebih cerita dengan alasan itu hanya berputar di keluarganya, dan tidak ada hubungan dengan politik maupun pihak luar.

“Saya nggak tahu bagaimana memaafkan ini pada diri saya. Saya tetap pada alasan dipukulin,” tegasnya.

Bahkan sampai dengan bertemu Fadli Zon dan Prabowo, Ratna terus menyampaikan alasan yang sama terkait kondisi wajahnya.

“Fadli Zon kesini, cerita itu yang saya sampaikan ke dia. Saya nggak sanggup lagi. Saya ada beberapa peristiwa, bertemu pak Prabowo, bertemu dengan orang yang saya perjuangkan, saya masih katakan apa yang saya sampaikan. Masih bergulir pada cerita itu,” kata Ratna.

Setelah bercerita dengan Fadli Zon, Ratna mengaku di hatinya merasa bersalah, bahkan dia tidak sanggup melihat pernyataan Prabowo Capres yang tulus membelanya.

“Waktu saya berpisah, hati saya merasa salah, tapi saya tidak mencegah mereka. Itulah yang terjadi. Jadi yang benar tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita berkembang yang entah kenapa saya bisikkan. Saya tidak sanggup melihat pernyataan pak Prabowo,” kata Ratna.

Karena telah menjadi isu yang besar, maka Ratna kemudian memutuskan untuk dihentikan ceritanya itu, dan meminta maaf kepada anaknya.

“Saya Shalat malam berulang kali, saya katakan stop. Saya panggil anak saya, saya minta maaf. Bahwa itu perbuatan yang salah. Saya tidak tahu bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui,” jelasnya.

Dengan mengakui sebagai pembuat hoaks, Ratna meminta maaf kepada Prabowo, Amien Rais, Fadli dan semua Tim Pemenangan Prabowo serta masyarakat.

“Mudah-mudahan semua pihak mau menerima permintaan maaf. Saya perempuan biasa, perempuan yang bisa tergelincir. Dengan sangat saya mohon maaf kepada pak Prabowo, yang kemarin dengan tulus membela saya. Saya tidak tahu apa rencana uhan. Saya berjanji akan memulihkan kembali perjuangan. Saya juga mohon maaf pada pak Amien Rais. Saya juga minta maaf pada teman-teman seperjuangan. Saya juga minta maaf pada semua pihak yang terdampak. Kali ini saya pecinta hoaks. Yang tidak penting mari kita hentikan,” ujarnya.

Ratna berharap, setelah kejadian dan pengakuan dirinya ini, sebaiknya polemik juga dihentikan.

“Saya harap dan minta setelah ini tidak ada polemik,” pungkas Ratna.(faz/dwi/rst)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs