Dr Urip Murtejo SbP-KL Kepala IRD sekaligus Ketua Forum Pers RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan, pihak RSUD Dr Soetomo sedang memproses kasus keluhan pasien terhadap layanan di Instalasi Transfusi Darah (ITD).
“Manajemen akan menindak petugas yang bersangkutan. Sebenarnya memang instalasi tersebut tidak boleh kosong, harus ada petugas,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Sabtu (17/2/2018) pagi.
Urip menjelaskan, ITD merupakan instalasi penunjang yang tidak bersifat emergency, sama halnya dengan radiologi. Oleh karena itu letaknya di Gedung Diagnostic Center (GDC) bukan di Instalasi Rawat Darurat (IGD).
“Pendarahan bukan hanya darah, tapi juga cairan. Kalau dokter meminta pihak keluarga pasien menyediakan beberapa kantong darah, itu tidak serta merta langsung digunakan saat itu juga. Kalau ada operasi, darah disimpan dulu, tidak langsung digunakan. Misalnya butuh lima kantong, disimpan dulu. Baru digunakan kalau HB pasien kurang dari tujuh,” kata Urip.
Sedangkan, SOP pelayanan di Instalasi Transfusi Darah (ITD) yaitu, petugas menyediakan darah yang dibutuhkan, memproses terlebih dulu, baru menyerahkan darah ke keluarga pasien.
RSUD Dr Soetomo baru setahun belakangan ini mengelola Instalasi Transfusi Darah (ITD). Sebelumnya, instalasi ini bernama Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang petugas dan pengelolaannya berada di bawah kendali Unit Transfusi Darah PMI Surabaya di Jalan Embong Ploso.
“Ada kemungkinan saat ini masih masa transisi, masih kekurangan petugas, harus ditambah. Segala keluhan sudah kami sampaikan kepada Ketua Instalasi Transfusi Darah (ITD) dan manajemen rumah sakit,” tuturnya.
Sebelumnya, akun Facebook Gretta Sukma Kusuma mengirim {tooltip86} ke e100, akun Facebook Suara Surabaya. Dalam video tersebut tampak seorang petugas berdebat dengan Gretta mengenai pelayanan di Instalasi Transfusi Darah (ITD) RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Tangkapan layar kiriman Gretta Sukma Kusuma di e100.
Gretta juga menceritakan pengalamannya yang kecewa atas pelayanan Instalasi Transfusi Darah. Saat dia kembali untuk ketiga kalinya mengambil kantong darah atas instruksi dokter, tidak ada petugas di lokasi. Dia baru dilayani setelah petugas kembali dari istirahat. Padahal, dokter yang mengoperasi ayahandanya meminta agar darah jenis tertentu itu segera disediakan.
Menurut Gretta, seorang petugas lain yang juga berada di ruangan tersebut mengatakan, mereka sudah melapor ke manajemen bahwa instalasi tersebut kekurangan karyawan, tapi belum ada tanggapan.(iss)