Surabaya menjadi kota dengan peringkat ke-4 kecelakaan di Jawa Timur. Peringkat tersebut berada di bawah Jember, Sidoarjo, Kediri, dan satu peringkat di atas Tuban.
Edo Rusyanto Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan, berdasarkan data yang ia miliki, di Surabaya terdapat 4 kali kecelakan setiap harinya. Rincinya, setiap 1,3 hari ada 1 orang meninggal dunia. Setiap 2 atau 3 hari 1 orang terluka berat, dan setiap hari ada 4 orang luka ringan.
“Kecelakaan di Jawa Timur terjadi sebagian besar karena lengah sebesar 55,35% dan 34,23 % akibat tidak tertib,” katanya kepada puluhan agen keselamatan Berlalu-Lintas peserta Honda Safety Riding Kelana Kota Surabaya di MPM Safety Riding Center Sedati Sidoarjo, Sabtu (6/10/2018).
Pada kesempatan ini, puluhan agen mendapat pengetahuan tentang fakta kecelakaan serta dampaknya dan teori keselamatan berkendara.
Di depan para agen, Edo juga memutarkan beberapa video kecelakaan yang terjadi akibat kelelahan berkendara. Menurut Edo, dampak kecelakaan lalu lintas yang berujung kematian atau luka berat, juga sangat mungkin berhubungan dengan kemiskinan.
Dari data sekolah tinggi ilmu kepolisian, 62,5% responden akhirnya mengalami kemiskinan pasca kecelakaan. Biasanya, ini diakibatkan karena yang meninggal adalah tulang punggung keluarga.
Edo menyebut, 80-90% kematian peseda motor diakibatkan luka di kepala dan leher. Sehingga helm penting untuk dipakai.
“Memakai helm bisa mengurangi risiko kematian sebesar 40%, dan 70% mereduksi benturan,” kata Edo.
Edo mengingatkan, selain mampu berkendara, pengguna jalan mesti tahu berlalulintas. Ia berharap, para agen bisa menjadi contoh bagi para warga Surabaya lain dan kesadaran keselamatan berkendara makin baik.
Selain materi teori keselamatan berkendara oleh Edo Rusyanto, puluhan Agen Keselamatan Berkendara akan mendapat materi teori dari MPM Honda Safety Riding dan praktik safety riding secara langsung. (bas/bid/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
