Jalan Tunjungan mempunyai potensi untuk membuat orang nyaman mlaku-mlaku dan bersantai. Acara Mlaku-mlaku nang Tunjungan ini jadi sesuatu yang harusnya bukan lagi adhock tapi harus tetap karena layak dikunjungi.
“Dulu sempat mati karena munculnya mal-mal atau shopping center. Tapi lambat laun orang rindu ingin memiliki shopping street. Sebenarnya Tunjungan sempat membuat orang-orang Jakarta datang ke Surabaya,” kata Prof. Ir. Johan Silas Pakar Tata Kota.
Kata Johan Silas, kita tidak boleh menghilangkan fasad Tunjungan. Jika memang ada pembangunan harus di belakang Tunjungan bukan di Jalan Tunjungan.
“Kita rencana ke depan ada rekayasa untuk Tunjungan seperti ada jalur mobil, jalur trem. Tapi ini masih perlu waktu,” ujarnya.
Johan menjelaskan, nanti akan ada tema-tema tiap bulan untuk menarik orang-orang mampir ke Tunjungan. Tri Rismaharini Walikota Surabaya juga punya ide untuk pelebaran jalan hingga Embong Malang dan ada kafe di pinggir jalan.
Rencana ke depan, Pemkot Surabaya akan menjadikan Jalan Tunjungan sebagai mal sebenarnya yakni ruang terbuka. Nantinya, untuk pemilik gedung, etalasenya harus diisi dengan hal yang menarik sehingga pejalan kaki bisa melihat bisnis yang ada di dalamnya. Ini merupakan bagian yang bagus untuk UKM bisa memamerkan usahanya. Selain itu, untuk orang yang punya hobi atau koleksi juga bisa dipamerkan.
“Agar ini bisa berhasil, Pemkot Surabaya juga memerlukan respon dari masyarakat karena Pemkot hanya memberikan dukungan,” ujarnya. (dwi/ipg)