Polri akan terus berusaha meminimalisir budaya kekerasan yang terjadi dalam Pemilu Kepala Daerah, Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden nanti.
Tetapi, upaya menekan budaya kekerasan tersebut tidak bisa dilakukan oleh Polri sendiri, sehingga masyarakat juga perlu berperan dan membantu dalam hal ini.
Demikian disampaikan Brigjen (Pol) M Iqbal Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri dalam acara Forum Promoter 2018 Polri yang mengambil tema “Kawal Pilkada Demi Indonesia Yang Lebih Baik, di Hotel Amaroossa Cosmo, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Dia mengatakan, anggota Polri di Papua ada yang gugur saat bertugas mengawal kotak logistik untuk kepentingan Pilkada.
“Kawan kami gugur di Papua karena diberondong peluru saat mengawal kotak logistik. Kedepan hal-hal semacam ini harus diminimalisir, budaya kekerasan harus kita minimalisirkan. Tidak bisa polri saja yang turun tangan,” tegas Iqbal.
Dia berharap, pada Pileg dan Pilpres 2019 nanti suasana akan kondusif.
“Nanti pileg dan pilpres juga akan kondusif,” kata Iqbal.
Soal Pilkada serentak lalu, Iqbal mengatakan Polri berkewajiban menjaga keamanan dan kelancaran selama proses pilkada sejak awal hingga akhir, terutama menjelang pengumuman pemenang Pilkada. Menurut dia, Pilkada memang rentan terjadi konflik hingga perpecahan karena berbagai faktor.
Diantaranya partai politik pendukung atau pengusung calonnya semuanya memiliki kepentingan yang berbeda. Selain itu adanya oknum yang tidak netral dari penyelenggara Pemilu. Biasanya terjadi di KPUD, Panwasda, Panwascam, Aparatur Sipil Negara dan Aparat Keamanan.
Iqbal juga menyebutkan konflik terjadi lantaran adanya maksud dan tujuan untuk mengejar kepentingan pada Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. Dan juga belum terbentuknya koalisi permanen oleh Partai Politik pengusung baik di tingkat Pusat sampai dengan ke tingkat daerah.(faz/dwi)