Kepolisian Daerah Jawa Timur menerapkan siaga 1 untuk pengamanan personel Polri, Mako, Rumah Dinas Polda dan Polres seiring meningkatnya situasi potensi ancaman bagi anggota Polri.
“Kapolda Jatim belum mencabut status keamanan siaga 1. Kami melakukan pengetatan di Mako baik Polda, Polres, dan Polsek,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim pada suarasurabaya.net, Jumat (11/5/2018).
Barung mengatakan, pengetatan pengamanan di gerbang Markas itu semata-mata bukan untuk menghambat pelayanan kepada masyarakat, tapi untuk meningkatkan pengamanan dari gangguan ancaman serangan.
Peningkatan kewaspadaan juga berlaku bagi petugas di lapangan. Kata Barung, personel Polri yang bertugas di jalan tidak boleh bergerak sendirian, minimal harus bersama dua orang untuk saling menjaga.
“Anggota di lapangan seperti Satlantas tidak boleh bertugas sendirian, minimal ada temannya atau dua orang agar bisa saling menjaga. Seluruh rumah dinas juga dijaga ketat,” ujarnya.
Barung juga meminta maaf kepada masyarakat atas pemberlakukan peningkatan pengamanan ini. Hal ini bukan bermaksud menghambat pelayanan kepada masyarakat saat di Mako Kepolisian, tapi ini untuk pengamanan.
” Mohon maaf kepada masyarakat, bukan kami ingin menghambat pelayanan kepada masyarakat tapi ini untuk pengamanan,” ujarnya.
Sekadar diketahui, ancaman teror terhadap anggota Polri masih terjadi usai insiden kerusuhan dan penyanderaan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang berakibat 5 anggota Polri gugur. Kamis (10/5 /2018) malam, kabarnya ada satu lagi anggota polisi yang sedang bertugas ditusuk orang tak di kenal di depan RS Bhayangkara Kelapa Dua Depok. (bid/dwi)