Sabtu, 23 November 2024

Peserta UCLG Aspac Mengaku Kagum dengan Museum Tugu Pahlawan

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Para peserta kongres UCLG Aspac saat berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan Surabaya, beberapa waktu lalu. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Peserta kongres United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) ke-7 pada 13-15 September 2018 di Surabaya berkesempatan berkeliling kota melihat jejak sejarah Monumen Tugu Pahlawan.

Selama perjalanan menuju Tugu Pahlawan, para peserta delegasi dijelaskan berbagai macam infrastruktur modern maupun tradisional serta tata kelola kota yang ada di Kota Surabaya.

Setibanya di Monumen Tugu Pahlawan, rombongan diajak berkeliling untuk melihat sekaligus mengingat kembali rentetan cerita sejarah perjuangan pertempuran yang terjadi di Kota Pahlawan dan barang-barang peninggalan zaman perjuangan.

Ify (26) salah seorang peserta dari Jerman mengaku tertarik melihat berbagai macam cerita serta koleksi sejarah yang ada di dalam museum. Baginya, tempat ini sangat bagus untuk generasi muda agar dapat mengingat dan mengenang jasa para pahlawannya.

“Saya pertama kali ke Surabaya dan saya sangat tertarik melihat benda-benda sejarah di sini. Akan menjadi cerita saat pulang ke Jerman,” kata Ify di sela-sela City Tour, Rabu (12/9/2018).

Selain menelusuri museum Tugu Pahlawan, beberapa peserta UCLG Aspac ke 7 melanjutkan perjalanan menuju House of Sampoerna. Setibanya disana, mereka disuguhkan senyum pegawai dan aroma kretek yang sudah melegenda di Kota Surabaya sejak tahun 1913.

Salah seorang petugas dengan cakap menjelaskan sejarah singkat museum dan silsilah keluarga Sampoerna kepada para delegasi. Beranjak ke lantai 2, rombongan nampak takjub dan antusias saat melihat cara kerja pembuatan rokok Sigaret Kretek Tangan (STK) yang semuanya dikerjakan kaum hawa.

Saking takjubnya, beberapa delegasi memberanikan diri untuk mempraktekkan cara pembuatan hingga pengemasan rokok kretek yang kini dihuni lebih dari 1.700 pekerja.

Kan Chuan Lin (30) New Cities Goverment asal Taiwan mengaku baru pertama kali dirinya melakukan hal semacam itu. “Dapat ilmu baru dan itu terlihat sangat indah,” ungkapnya.

Selain itu, dia mengapresiasi jam kerja yang diterapkan di perusahaan Sampoena. Menurutnya, pemberlakuan 7 jam kerja sesuai dengan aturan dan itu akan membuat pekerja merasa nyaman saat bekerja. “Itu peraturan yang manusiawi dan perlu diterapkan di beberapa negara yang masih memperkerjakan pekerjanya di atas 7 jam,” katanya.

Sekadar diketahui, City Tour ini merupakan kegiatan yang mengiringi acara kongres UCLG Aspac di Surabaya. Adapun para delegasi akan melanjutkan City Tour ke jembatan suroboyo, Kenjeran pada malam hari nanti. Mereka, akan melihat berbagai macam hiburan dan atraksi keindahan jembatan Suroboyo diterangi gemerlap lampu warna-warni dan iringan musik jazz. (bid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs