Sabtu, 23 November 2024

Pertemuan Perdamaian Korut dan Korsel Dianggap Tidak Rinci Bahas Nuklir Jelang KTT

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Moon Jae-in Presiden Korea Selatan dan Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara di Panmunjom. Foto: Reuters

Para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan berjanji untuk bekerja sama dalam menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea. Kesepakatan ini ditunjukkan pada pertemuan yang diliputi senyuman dan jabat tangan pada KTT antar-Korea pertama dalam satu dekade terakhir.

Kedua Korea menyatakan akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan China tahun ini guna mendeklarasikan pengakhiran Perang Korea 1950-an dan menciptakan kesepakatan damai yang permanen.

Namun komitmen mereka tidak dijabarkan secara spesifik dan tidak menjawab pertanyaan mengenai niat Pyongyang menyangkut arsenal nuklirnya menjelang KTT. Padahal hal ini jauh lebih penting di mana Donald Trump Presiden Amerika Serikat akan turut hadir beberapa pekan lagi.

Antara melansir, Trump menyambut baik pertempuan dua Korea itu, tetapi menyatakan tak mau dijadikan Korea Utara sekedar ‘sebagai penggesek biola’ seperti dilakukan pemerintahan-pemerintahan AS sebelumnya.

Deklarasi Kim Jong Un dan Moon Jae-in adalah meliputi janji pengurangan senjata, menghentikan aksi bermusuhan, mentrasformasi perbatasan mereka menjadi zona perdamaian dan menggelar perjanjian multilarel bersama negara-negara seperti AS.

“Kedua pemimpin mengumumkan kepada 80 juta rakyat kami dan seluruh dunia bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai,” kata kedua belah pihak seperti dikutip Reuters.

Pertemuan ini diadakan di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi yang sangat dijaga ketat yang membagi dua Korea selama enam dekade lebih.

Tetapi meskipun kedua pemimpin menyepakati tujuan bersama mengenai semenanjung bebas nuklir, mereka tidak menjelaskan apa artinya itu atau bagaimana bentuknya.

Pemerintahan Trump mengartikan denuklirisasi setelah Kim mengakhiri nuklirisasi yang sebenarnya tak ingin dia lakukan. Korea Utara selalu mendesak AS untuk menarik mundur pasukannya dan mencabut payung nuklirnya dari Korea Selatan.

Kim menjadi pemimpin Korea Utara pertama sejak Perang 1950-1953 yang menginjakkan kaki di bumi Korea Selatan setelah saling berjabat tangan dengan rekannya dari Selatan di Panmunjom. (ant/tna/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs