Pemerintah Kota Surabaya kembali menggelar Festival Tari Remo dan Yosakoi. Agenda rutin tahunan itu digelar ke-16 kalinya sejak pertama diadakan tahun 2003 silam. Kegiatan ini merupakan implementasi perpaduan dua budaya hubungan kerja sama sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi, Jepang, dalam bidang kebudayaan.
Wisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota Surabaya dalam sambutannya mengatakan, Festival Tari Remo dan Yosakoi ini dia harapkan bisa menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk saling memahami dan mengenal budaya antar bangsa.
Menurut dia, festival ini diselenggarakan sebagai upaya melestarikan budaya tradisional, sekaligus untuk lebih mengenalkan kepada generasi muda agar dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap budaya lokal daerah.
“Saya sangat mengapresiasi festival tari remo dan yosakoi ini semakin diminati masyarakat. Peserta tahun ini meningkat. Tahun kemarin hanya 43 grup, tahun ini jumlah peserta menjapai 53 grup. Jadi kurang lebih 500 peserta yang ambil bagian di tahun ini,” ungkapnya.
Undangan Pemkot Kochi untuk Penari Remo Surabaya
Masaki Tani Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya sempat membacakan sambutan dari Seiya Okazaki Wali Kota Kochi dan Shoichi Nishiyama Ketua Komisi sister city Surabaya-Kochi yang tidak bisa hadir dalam acara ini.
Isinya, Pemkot Kochi berencana mengundang para penari remo dari Surabaya untuk dapat mengisi Festival Yosakoi di Kota Kochi Jepang. “Kami menunggu kedatangan para penari Surabaya untuk dapat menari di Festival Yosakoi-Kochi dimasa mendatang,” ujarnya.
Pada 2017, kata dia, Kota Surabaya dan Kota Kochi merayakan penandatanganan kerjasama sister city yang ke-20 tahun. Pihaknya berharap agar ke depan kerja sama antara Kochi dan Surabaya bisa lebih berkembang.
Selain itu, kata dia, Festival tahun ini, bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia. “Momentum ini menjadi kesempatan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar kedua Negara,” kata Masaki.(bid/den)