Polda Jatim menangkap empat pelaku calo yang beraksi di Terminal Purabaya dan sering meresahkan para penumpang. Keempat laki-laki itu berinisial, M (66), A (39), N (38), dan F (36). Bahkan salah satu pelakunya merupakan residivis tahun 2014, dengan kasus yang sama.
AKBP Leonard Sinambela Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim mengatakan, dalam aksinya masing-masing pelaku memiliki peran. Ada yang bertugas mencari korbannya dan menyasar pada penumpang yang membawa tas besar.
Kemudian, pelaku mendekati korban dan mengarahkannya ke salah satu bus. Setelah itu, pelaku lainnya mendatangi korban untuk meminta ongkos. Tidak tanggung-tanggung, pelaku nekat meminta tarif yang melebihi batas ketentuan dan mengambil uang korbannya dengan pemaksaan. Misalnya tarif untuk ke Madiun, korban harus membayar sebesar Rp 395.000.
“Ada korban yang melapor ke kami, atas kasus pemerasan oleh calo di Terminal Purabaya. Mereka nekat memeras korban dengan tarif yang di luar aturan Dishub. Korban komplain lah, kok ke Madiun sampai 400 ribuan tarifnya. Padahal ga sampe segitu. Ga terima komplain, pelaku langsung mengambil uang korban dengan cara memaksa atau dirampas gitu,” kata Leonard, Jumat (5/10/2018).
Tidak hanya meminta tarif tinggi, lanjut dia, pelaku juga tidak memberikan karcis sebagai tanda bukti pembayaran. Keempat pelaku sengaja ingin menjebak korban untuk kedua kalinya. Jadi saat korban turun untuk tukar bus, korban tidak memiliki bukti pembayaran dan harus membayar lagi.
Leonard mengungkapkan, dari barang bukti yang diamankan, polisi menemukan satu bendel bukti pembayaran atau tiket yang digunakan pelaku. Selama ini, pelaku menggunakan tiket yang mengatasnamakan sejumlah tour and travel di Surabaya. Dari temuan itu, polisi akan segera menyelidiki perusahaan tersebut.
Leonard mengimbau, bagi masyarakat yang mengalami hal serupa untuk segera datang ke kantor polisi dan membuat laporan. Sehingga, pihak kepolisian bisa langsung bertindak cepat dan menangkap oknum yang melakukan pungli.
“Bodong atau tidaknya ini travel belum tahu. Hari ini akan kami cek langsung. Kalau memang ada, tetap salah kenapa kok memberikan satu bendel tiket pembayaran ini. Kan aneh, tiketnya pakai tour and travel. Kalau perlu kita tutup perusahaannya,” tegasnya. (ang/iss/ipg)