Khudori pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) mengingatkan agar pemerintah dapat memastikan jaminan harga bawang merah yang kompetitif dan menguntungkan bagi produsen bawang merah akan meningkatkan ekspor komoditas tersebut.
“Yang penting itu jaminan harga baik bagi produsen maupun konsumen,” kata Khudori ketika dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat (17/8/2018).
Menurut Khudori, jaminan harga bagi produsen dan eksportir merupakan hal yang penting agar mereka juga mau menanam lebih banyak. Dengan begitu, produktivitas juga meningkat sehingga akan semakin banyak pula bawang merah yang bisa diekspor.
Ia berpendapat bahwa selama ini ada semacam ketidakadilan di mana bila harga komoditas melesat, maka banyak yang teriak dan pemerintah segera mengintervensi. Tetapi hal yang sama tidak terjadi sebaliknya.
Untuk itu, ujar dia, seharusnya pemerintah daerah terutama di sentra-sentra produksi bawang merah dapat memberikan kebijakan stabilisasi, yaitu bila harga bawang merah jatuh, maka pihak pemerintah akan membelinya dengan harga yang kompetitif sehingga produsen tidak terlalu dirugikan.
“Dengan APBD yang dimiliki pemda, maka di sentra-sentra produksi bawang merah yang dimiliki petani lokal bisa dibeli pemda dengan harga yang menguntungkan,” ucapnya.
Khudori juga menuturkan penting bagi pemerintah untuk dapat memperluas lahan-lahan produksi bawang merah dalam rangka mengembangkan komoditas tersebut di sejumlah daerah potensial.
Sebagaimana diwartakan, Ani Andayani Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Pertanian mengatakan sebanyak empat komoditas pangan yang sempat impor, yakni beras, jagung, bawang merah, dan cabai telah mampu swasembada.
“Empat komoditas pangan itu sudah kita raih bahkan telah membalikkan fenomenal yang semula bawang merah itu impor dari beberapa negara yaitu Thailand dan Vietnam, pada 2017 dan 2018 telah ekspor ke beberapa negara,” katanya dalam pembukaan Gelar Promosi Agribisnis di Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2018).
Ani Andayani menyebutkan, produk bawang merah tersebut, antara lain berasal dari Sulawesi, NTB, bahkan dari NTT telah ekspor ke Timor Leste.(ant/tin)