Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) berupaya mendampingi 15 juta perempuan kepala keluarga melalui program Home Industry (Industri Rumahan).
Yohana Yembise Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengatakan, pilot project program ini sudah dilakukan, melibatkan 3.000 perempuan di berbagai daerah Indonesia.
“3.000 perempuan ini menjadi fasilitator. Contohnya, ada seorang ibu mengumpulkan janda dan korban kekerasan keluarga, lalu memberikan pelatihan agar mereka siap menjadi perempuan indpenden yang kuat,” ujarnya di salah satu hotel di Surabaya, Kamis (2/8/2018).
Tujuan program ini, agar 15 juta perempuan kepala keluarga yang rentan dalam ekonomi semakin kuat dan mampu menafkahi dan meningkatkan ekonomi keluarga.
“Karena merekalah yang menjadi mesin keluarga, menghidupi dan memberi nafkah bagi keluarga. Kami akan mereplikasi ini ke berbagai tempat di Indonesia,” kata Yohana.
Proses perekrutan para fasilitator, kata Yohana, merupakan hasil koordinasi dengan Kepala Dinas PPPA di Provinsi yang kemudian berkoordinasi dengan kepala dinas di kabupaten/kota.
“Mereka yang kemudian menyeleksi, mana warganya yang mampu menjadi fasilitator dan akan mendapatkan pelatihan dari kami untuk menularkannya di lingkungan tempat tinggalnya,” ujarnya.
Program Industri Rumahan ini merupakan bagian dari program untuk mengatasi kesenjangan gender di Indonesia serta termasuk dalam tiga program prioritas kementerian PPPA.
Tiga program prioritas itu antara lain, menurunkan angka kekerasan dalam keluarga, terutama atas perempuan dan anak; menurunkan human trafficking yang korbannya terbanyak perempuan dan anak; serta menurunkan tantangan bagi perempuan untuk mengejar perkembangan ekonomi.
Yohana mengatakan, dia belum bisa menyatakan bahwa saat ini Indonesia sudah bisa dianggap sebagai model pemberdayaan perempuan bagi dunia. Namun, PBB sudah menyampaikan apresiasinya.
“Saya belum bisa sampaikan Indonesia sudah menjadi model, ya. Tapi kemarin disampaikan di UN (PBB), perempuan Indonesia sudah berkembang. Karena itu juga Indonesia diminta untuk mendampingi beberapa negara Islam lainnya,” katanya.
Saat ini, Yohana mengatakan, Indonesia sedang mendampingi Afghanistan dalam memberdayakan perempuan dan melindungi anak. Belakangan ini, Indonesia juga bekerja sama dengan Iran untuk bidang ya sama.
“Dengan Iran, saya kemarin ketemu dengan wakil presidennya, kerja sama di bidang women empowerment dan child protection bisa kami lakukan,” ujarnya.(den/tin/rst)