Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, yang paling mendesak setelah terjadinya pelecehan seksual oleh guru wali kelas terhadap muridnya adalah menjaga trauma yang dialami anak-anak.
“Kami ada tim yang tergabung dalam asosiasi psikolog sekolah. Para psikolog ini keliling ke sekolah-sekolah untuk melakukan konseling. Jadi yang urgent saat ini adalah menjaga anak-anak terpapar dan menghilangkan trauma, serta pendampingan,” katanya, Kamis (22/2/2018).
Para psikolog itulah, kata Ikhsan, yang akan melihat seberapa dalam trauma yang dialami oleh siswa yang menjadi korban pelecehan seksual, kemudian melakukan pendampingan.
Upaya penghilangan trauma para korban pelecehan seksual ini menjadi sangat penting karena menurut Ikhsan, ada hasil penelitian tentang korban pelecehan yang harus diwaspadai.
“Bila trauma ini terbawa sampai dewasa, si korban di masa mendatang akan berpotensi menjadi pelaku,” katanya kepada Radio Suara Surabaya.
Ke depan, kata Ikhsan, Pemkot Surabaya bersama para anggota asosiasi psikolog sekolah di Surabaya akan mengembangkan cara mendeteksi hal-hal seperti itu.
Ini berkaitan dengan sulitnya mendeteksi kedekatan hubungan antara guru laki-laki dengan anak laki-laki sehingga terjadi pelecehan seksual seperti yang dialami SD swasta di Surabaya.
“Kami harus menyampaikan wawasan ini kepada semua guru dan kepala sekolah SD. Sebenarnya bisa bila deteksi dilakukan bersama. Yang tidak wajar itu seperti sampai dipangku, sampai di jam luar sekolah,” ujarnya.(den/dwi)