Pemkot Surabaya menangkap momentum digelarnya Konvensi Arsitektur Indonesia di Surabaya, yang digelar selama 22-25 Februari 2018 mendatang.
Para peserta konvensi, anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), para arsitek dari berbagai daerah di Indonesia, akan diajak berkunjung ke beberapa lokasi di Surabaya.
Salah satunya, mereka akan menyusuri Kalimas bersama Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya dengan 15 perahu yang disediakan, sore hari sebelum Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan digelar pada Sabtu (24/2/2018).
Perahu para arsitek dijadwalkan berlabuh di sungai depan Siola. Kemudian mereka berjalan bersama Risma ke lokasi festival di Jalan Tunjungan sambil mengamati gedung-gedung bersejarah di kawasan itu.
Maztri Indrawarto Ketua Panitia Indonesia Architecture Convention mengatakan, kehadiran IAI di surabaya untuk mencurahkan ide dan pengalaman, serta memberikan kontribusi pada pembangunan nasional.
“Termasuk bagi Kota Surabaya,” katanya di Humas Pemkot Surabaya, Selasa (20/2/2018). “Nanti kami akan mendorong agar bangunan di Kawasan Tunjungan tidak lagi kosong.”
Dia menjelaskan, seharusnya, pada acara semacam Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan, masyarakat tidak sekadar jalan-jalan tapi juga bisa memanfaatkan fisik dan fungsi bangunan yang ada.
Di Surabaya, IAI akan melakukan banyak kegiatan dalam konvensi di Surabaya dengan memanfaatkan berbagai bangunan yang ada di sekitar Jalan Tunjungan.
Mereka akan menggelar workshop, seminar, serta pelatihan untuk mahasiswa bertajuk campus goes to kampung di beberapa lokasi di Surabaya.
Beberapa di antaranya seperti gedung Siola, bangunan lama Jalan Tunjungan, Trotoar Jalan Tunjungan, di Hotel Majapahit, Gedung Cak Durasim, Hotel Empire Palace, serta Mal Grand City.
“Kami ingin menunjukkan bahwa aktifitas kami tidak hanya di dalam gedung, tetapi di luar juga bisa,” katanya.(den)