Pedagang yang telah menempati Pasar Turi Baru di Surabaya, Jawa Timur, berharap konflik antarpedagang maupun terkait pengelolaan gedung segera berlalu.
“Kami berharap Ibu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bijak melihat persoalan ini dan segera mengambil langkah penyelesaian,” ujar Ita Sulistiani, salah seorang pedagang yang sejak sekitar tiga tahun lalu menempati stan di Pasar Turi Baru, saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (26/8/2018).
Dia merasa sudah bertahun-tahun sejak Pasar Turi terakhir kali terbakar di tahun 2012, konflik tersebut tak hanya berdampak merugikan bagi ribuan eks- pedagangnya. Melainkan juga bagi perekonomian Kota Surabaya dan bahkan Provinsi Jawa Timur.
Ita dilansir Antara, menyebut perputaran uang di Pasar Turi, yang sebelum peristiwa kebakaran dikenal sebagai pusat grosir terbesar di wilayah Indonesia Timur, mencapai Rp20 miliar per hari.
Pascakebakaran, menurut dia, perputaran uang besar di Pasar Turi sudah tinggal kenangan.
“Sekarang untuk mendapat uang Rp100 ribu perhari saja susah,” ucap pedagang yang membuka stannya dengan menjual makanan di Pasar Turi Baru ini.
Konflik berkepanjangan membuat gedung Pasar Turi Baru saat ini tertutup dengan bangunan tempat penampungan sementara (TPS) yang sampai hari ini tak kunjung dibongkar.
“Bagaimana Pasar Turi Baru bisa menarik pembeli jika di depannya masih terhalang bangunan TPS,” ucapnya.
Konflik antarpedagang dengan pengelola Pasar Turi Baru pun menyebabkan Pemerintah Kota Surabaya hingga kini tak menerbitkan izin operasional.
Bangunan Pasar Turi Baru itu memiliki kapasitas stan sebanyak 6.400 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 4.500 unit kios telah terjual. 3.600 unit di antaranya merupakan hak milik pedagang lama. 900 unit ditempati pedagang baru, yang serah terimanya telah dilakukan sejak Desember 2014 sampai awal 2015.
“Tolonglah Bu Risma segera ambil kebijakan untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan antarpedagang dengan pengelola Pasar Turi Baru. Sehingga TPS bisa dibongkar dan izin operasional Pasar Turi Baru segera keluar,” ujar Ita.
Dia meyakini jika konflik yang terjadi segera diselesaikan, perputaran ekonomi dari Pasar Turi Baru bisa pulih seperti pada masa kejayaannya dulu.(ant/tin/dwi)