Sabtu, 23 November 2024

Pascabom di Surabaya, Risma Ingatkan Warga Surabaya Menjaga Silaturahmi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Tri Rismaharni membuka acara refleksi dan doa lintas iman yang bertajuk peran perempuan, anak, dan keluarga di Graha Sawunggaling, Minggu (20/5/2018). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya membuka acara refleksi dan doa lintas iman yang bertajuk peran perempuan, anak, dan keluarga di Graha Sawunggaling, Minggu (20/5/2018). Acara refleksi ini menjadi upaya untuk menciptakan Indonesia bebas terorisme dan kekerasan.

Risma mengakui dia dan masyarakat selama ini masih lemah dalam hal silaturahmi atau komunikasi atau koordinasi dengan orang lain.

“Silaturahmi itu mulai di tingkat keluarga, tetangga dan yang lainnya. Makanya, saya senang sekali dengan adanya forum ini,” kata Risma dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Minggu.

Menurut Risma, momentum ini sangat pas dan sangat bagus untuk bergandengan tangan dan saling berkomunikasi antar elemen masyarakat. Dia berharap lewat acara ini hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah.

Dia juga menjelaskan bahwa sudah seharusnya sesama bapak-bapak dan sesama ibu-ibu di kampung-kampung yang ada di Surabaya harus selalu menjalin silaturahmi. Dan masyarakat tidak boleh mempermasalahkan sebuah perbedaan.

“Kita harus memperkuat tali silaturahmi, harus berkomunikasi. Saya sebenarnya selalu berusaha seperti itu, saya tidak pernah membeda-bedakan siapapun, tapi masih ada yang bilang aneh-aneh,” kata dia.

Selain itu, Risma juga meminta untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak supaya tahu dan paham bahwa NKRI ini dibangun atas dasar perjuangan semua elemen masyarakat.

“Waktu kita berjuang, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, semua kita berjuang. Lha, kalau kita sudah merdeka, lalu kita mau ngomong minggir kamu, saya yang pegang kendali. Mana bisa seperti itu?” ujarnya.

Oleh karena itu, Wali Kota Risma mengajak untuk tidak lupa dengan sejarah berdirinya NKRI. Bahkan, ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandengan tangan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan pascateror bom di Surabaya.

“Kita harus selalu tanamkan kepada anak-anak kita, bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan harus selalu mengerti satu sama lain,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Risma juga menjelaskan bahwa pascateror bom di Surabaya dia sudah mengumpulkan RT/RW, Kepala Sekolah se-Surabaya, Takmir Masjid se-Surabaya dan guru-guru agama se-Surabaya. Bahkan, dia masih berencana mengumpulkan para guru-guru di Surabaya. (tna/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs