Jumat, 22 November 2024

Parlemen Sedunia Berupaya Meningkatkan Penggunaan Energi Baru Terbarukan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Bambang Soesatyo Ketua DPR RI memberikan keterangan usai menyampaikan pidato pembukaan Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Rabu (12/9/2018), di Denpasar, Bali. Foto: Farid suarasurabaya.net

Sumber energi baru dan terbarukan yang bersih, aman dan terjangkau, dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa mendatang.

Untuk itu, DPR RI mendorong parlemen dunia meningkatkan kerja sama lintas sektor, serta melakukan inovasi pada keuangan, teknologi, infrastruktur dan kemitraan untuk memastikan semua orang memiliki akses ke energi berkelanjutan.

Menurut Bambang Soesatyo Ketua DPR RI, ketersediaan energi seperti listrik sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus menjadi kebutuhan penunjang pembangunan.

Ketergantungan pada energi fosil dan pengembangan sumber energi terbarukan yang masih sangat terbatas, menjadi tantangan yang harus bisa diatasi pemerintah, parlemen dan masyarakat dunia.

Pernyataan itu disampaikan Bambang Soesatyo dalam pidato pembukaan Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (World Parliamentary Forum on Sustainable Development), Rabu (12/9/2018), di Denpasar, Bali.

“Pembangunan berkelanjutan di bidang energi, dalam proses produksi dan penggunaannya, mendukung pembangunan manusia dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat harus terlibat sehingga bisa melipatgandakan kontribusi energi terbarukan dalam struktur energi dunia,” ujarnya.

Politisi yang akrab disapa Bamsoet menambahkan, potensi energi terbarukan seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin sebetulnya cukup besar. Sayangnya, sampai sekarang pemanfaatannya masih sangat terbatas.

Keterbatasan itu, antara lain karena harga yang belum kompetitif dibandingkan dengan energi fosil, penguasaan teknologi yang rendah sehingga nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan, maupun investasi, serta infrastruktur yang kurang memadai.

“Karena itulah kita berkumpul di sini untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman serta mencari solusi terbaik,” tegas legislator dari Partai Golkar tersebut.

Sekadar diketahui, Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, kembali diselenggarakan di Bali, 12-13 September 2018.

Tahun ini, forum yang diikuti perwakilan 45 parlemen negara dunia, lima negara pemantau, dan sejumlah organisasi internasional, mengusung tema Kemitraan Menuju Energi Berkelanjutan bagi Semua.

Dalam forum itu, parlemen sedunia berupaya memperkuat kepedulian pada Sustainable Development Goals (SDGs), dan mengimplementasikannya dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional, di negara masing-masing.

Target Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah mengentaskan berbagai permasalahan kemiskinan, kesenjangan regional, dan perubahan iklim pada tahun 2030. (rid/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs