Sabtu, 23 November 2024

Pakde Karwo Terima Penghargaan Widyaiswara Ahli Utama Kehormatan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim, menerima penghargaan Widyaiswara Ahli Utama Kehormatan dari Lembaga Administrasi Negara RI (LAN). Foto: Humas Pemprov Jatim

Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim, menerima penghargaan Widyaiswara Ahli Utama Kehormatan dari Lembaga Administrasi Negara RI (LAN). Penghargaan diserahkan oleh Dr. Adi Suryanto, M.Si Kepala LAN, saat peringatan HUT LAN RI ke-61 di Kantor LAN, Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).

Penghargaan Widyaiswara Ahli Utama Kehormatan, yang merupakan jabatan tertinggi dalam jabatan fungsional widyaiswara, diberikan kepada Pakde Karwo, sapaan lekatnya, atas kontribusi dan dedikasinya yang tinggi terhadap pengembangan kompetensi ASN, khususnya pengembangan diklat di Provinsi Jatim.

Dalam sambutannya usai menerima penghargaan, Pakde Karwo mengingat betul nilai-nilai yang diajarkan para pengajar saat dirinya mengikuti Diklat PIM I di LAN. Yakni tentang tugas pokok LAN dalam memberikan inovasi terhadap administrasi negara, mendorong lulusan untuk melakukan kajian-kajian kebijakan dan melaksanakan diklat baik teknik maupun fungsional. Serta, memasukkan teknologi informasi atau IT dalam proses pendidikan dan pelatihan. Pemanfaatan IT, lanjutnya, diharapkan mampu mencegah pungli dalam masyarakat karena orang tidak ketemu orang.

“Semua pelajaran tadi kami jalankan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Terimakasih LAN karena telah bekerjasama dengan pemda dalam mendidik dan melatih ASN dengan nilai integritas, profesional, inovatif dan peduli,” kata Pakde Karwo yang langsung disambut tepuk tangan para hadirin.

Dalam kesempatan ini, Pakde Karwo juga mengusulkan kepada LAN untuk membuat diklat bagi ASN sesuai dengan perkembangan yang ada. Apalagi menurutnya, perkembangan faktor eksternal sangat luar biasa, salah satunya soal globalisasi.

“Kita harus mengikuti kemampuan ASN dalam membaca globalisasi. Seperti contoh pemerintah saat ini kesulitan defisit neraca berjalan, impor lebih besar dari ekspor. Apa tidak ada substitusi barang yang dibangun antar daerah. Masalah-masalah seperti ini bisa dipelajari,” katanya.

Selain itu, Pakde Karwo juga mengusulkan adanya diklat seperti entrepreneurship. Apalagi sejarahnya, ASN menjadi bagian dalam pembangunan kehidupan bangsa.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs