Sabtu, 23 November 2024

Pakde Karwo Minta Perguruan Tinggi Terapkan Pancasila sebagai Working Ideology

Laporan oleh Pratino Aditya Tama
Bagikan
Peresmian Gedung Vidya Loka Universitas Katolik Darma Cendika, yang berada di Jalan Ir Soekarno No. 201, Surabaya, Jumat (27/04/2018). Foto: Humas Pemprov Jatim

Dr H Soekarwo Gubenur Jatim meminta, perguruan tinggi menerapkan Pancasila dalam keseharian atau sebagai working ideology. Hal ini penting dilakukan untuk mewujudkan kesatuan dalam kebhinekaan dan bentuk sapaan terhadap Pancasila yang saat ini berada di lorong yang sepi.

Demikian disampaikan Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim saat meresmikan Gedung Vidya Loka Universitas Katolik Darma Cendika, yang berada di Jalan Ir Soekarno No. 201, Surabaya, Jumat (27/04/2018).

Pakde Karwo mengatakan, sebagai perguruan tinggi katolik diharapkan juga memberikan fasilitas pendidikan yang sama bagi non katolik. Disamping itu, bagi anak-anak yang memiliki kemampuan akademik namun tidak mampu secara ekonomi juga diberikan bantuan dan fasilitas yang sama.

“Inilah wujud nyata working ideology berjalan dalam keseharian sebuah perguruan tinggi,” imbuhnya.

Menurutnya, kegiatan peresmian ini juga merupakan perwujudan working ideology, dimana semua kalangan hadir dan ikut menyemarakkan suasana.

“Ini adalah kejadian luar biasa, diundang oleh Romo semua datang dan senang di sini. Tidak ada konsep kebhinekaan yang saling menghargai seperti di negara kita ini,” ungkapnya dilansir dari siaran pers yang diterima suarasurabaya.net.

Pakde Karwo menambahkan, konsep kebhinekaan ini telah tertuang pada Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pancasila sendiri mengandung tiga dimensi yakni dimensi realitas yang dibuat oleh para founding fathers, dimensi ideologi yang meletakkan cita-cita kedepan seperti apa, dan dimensi working ideology.

Oleh sebab itu, menyikapi hal ini kemudian NU merumuskan islam nusantara yang akhirnya adalah memadukan konsep agama dan budaya. “Perkawinan antara agama dan budaya merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan yang kita hadapi selama ini,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini bhineka tunggal ika agak terdegradasi karena adanya ketidakadilan. Karenanya, ketidakadilan harus dicarikan solusi dalam kehidupan agar tidak mengganggu kebhinekaan.

“Bagi orang kecil atau kaum marhaen selalu menunggu kehadiran Pancasila, dan tugas kita lah untuk membantu mereka dan mewujudkan bhineka tunggal ika yang sesungguhnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Sutikno Wisaksono Uskup Surabaya sekaligus Ketua Pembina Universitas Katolik Darma Cendika Vincentius mengatakan, universitas ini merupakan rintisan kaum katolik yang ikut prihatin pada layanan pendidikan yang makin lama makin mahal.

Oleh karena itu, universitas ini dari awal dikhususkan bagi yang ingin meneruskan ke perguruan tinggi namun kondisi ekonominya tidak memadai. “Dengan adanya gedung baru yang cukup representatif ini kami berharap bisa memberi tempat layak dalam proses belajar mengajar,” harapnya.

Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan seminar nasional dengan tema Pengamalan Pancasila, Kita Indonesia, Kita Bhinneka. Pembicara seminar itu yaitu Prof Dr KH Said Agil Siradj Ketua Umum PBNU, Mayjen Pol (Purn) Drs Sidarto Danusubroto Wantimpres, dan Dra Eva Kusuma Sundari anggota DPR RI. (ino/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs