Budi Sugiharto orang tua MRA korban penamparan tuntut M Bahrun Kepsek SMKN 1 Surabaya dicopot.
“Apa tidak ada cara lain untuk menegur? Kenapa harus dilakukan dengan cara kekerasan? Kenapa ditampar? Sebagai orang tua saya kecewa. Kok cara-cara mendidiknya kayak di hutan gitu,” terang Budi Sugiharto.
Oleh karena itu, Budi menuntut permintaan maaf dari M Bahrun Kepala SMKN 1 Surabaya, sekaligus menuntut kepada Soekarwo Gubernur Jawa Timur mencopot M Bahrun.
“Apa ada jaminan kalau nanti tidak akan muncul lagi kekerasan lainnya? Ini tidak benar, karena itu kami juga menuntut pencopotan kepala sekolah,” tegas Budi.
Seperti diketahui, MRA adalah siswa kelas 11 Multimedia SMKN 1 Surabaya, pada Rabu (26/9/2018) usai mengikuti ujian dan selesai mengerjakan sebuah mata pelajaran, MRA keluar kelas.
Tidak berselang lama, Bahrun menegur MRA yang ternyata ada beberapa soal dalam ujian belum dikerjakan. Teguran tersebut kemudian berbuntut penamparan.
Sementara itu, ditemui usai pertemuan antara Budi Sugiharto orang tua MRA, dengan perwakilan sekolah lantaran M Bahrun tidak ada di tempat pasca peristiwa penamparan, Isa Anshori dari Dewan Pendidikan Surabaya menyatakan bahwa peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi.
“Sekolah itu harus ramah anak. Karenanya kekerasan dalam bentuk apapun terhadap siswa tidak boleh terjadi. Ini peristiwa yang tidak boleh terjadi. Sekolah dalam hal ini, kepala sekolah harus bertanggung jawab,” tegas Isa Anshori.
Sampai menjelang pukul 12.00, hari ini M Bahrun kepala SMKN 1 Surabaya masih belum berada di sekolah. Sedangkan nomor WhatsApp yang biasa digunakan berkomunikasi Bahrun tidak menjawab.(tok/iss/ipg)