Fajar Sulih seorang pebisnis aplikasi memanfaatkan bisnis ekonomi digital on demand service ojek online yang belum menyentuh daerah seperti di Tulungagung pada sekitaran 2016 lalu. Dia pun mendirikan bisnis ojek online bernama Om Jek Nusantara untuk wilayah Tulungagung.
Fajar mengatakan, pada 2016 silam, bisnis ojek online memang sedang populer. Namun, platform ojek online terbesar saat itu belum memasuki pasar Tulungagung. Peluang itu ditangkap Fajar untuk mendirikan bisnis ojek online berbasis digital marketing, namun dengan skala lokal.
Menurutnya, saat platform ojek online marak di kota-kota besar, di kota kecil seperti Tulungagung masih belum ada. Sedangkan ia melihat, di masyarakat memiliki banyak permintaan namun belum ada pengelola. Sehingga ia memutuskan untuk membuka bisnis Om Jek, yang merupakan ojek online pertama di Tulungagung dengan keuntungan yang lumayan besar.
“Saya bikin bisnis ojek online di Tulungagung, kita pertama di tulungagung. Pas musimnya Gojek Grab, kita ikut-ikutan cuma skalanya lokal. Keuntungannya juga sangat lumayan” kata Fajar Sulih Pelopor Om Jek kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (16/10/2018).
Hingga saat ini, meski beberapa platform ojek online dengan skala besar sudah mulai memasuki Tulungagung, namun ia mengaku bisnis ojek onlinenya tidak kalah saing. Bisnisnya pun tidak hanya di Tulungagung saja, namun semakin berkembang merambah kota-kota lain seperti Kediri, Trenggalek dan Ponorogo. Menurutnya, bisnis digital akan terus berkembang sesuai dengan permintaan masyarakat yang lebih memilih akses yang mudah dan cepat.
Terlebih, pengguna aplikasi bisnisnya banyak dari kalangan pelajar. Banyak dari mereka yang bosan dengan makanan di kantin sekolah, lalu memesan makanan lewat aplikasi Om Jek dengan ongkos kirim yang murah, karena mereka tidak punya waktu untuk keluar sekolah.
Selama dua tahun bisnis dengan basis digital marketing milik Fajar ini terus berkembang, dan ia optimis bisnis ini akan semakin menguntungkan.
“Makin lama makin menguntungkan untuk digital ini, soalnya makin lama orang maunya makin simpel. Dia tidak mau keluar kemana-mana, maunya manfaatin yang dengan harga murah dan mudah, karena waktunya itu yang tidak bisa terbeli,” paparnya.(tin/den)