Raden Isnanta Deputi III Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan, olahraga tradisional atau yang biasa disebut permainan rakyat mulai ditinggalkan generasi sekarang. Hal itu akan menjadikan generasi muda bangsa terjebak dalam budaya asing.
“Kami melihat, olahraga tradisional ini lama-kelamaan akan punah. Satu persatu akan punah dan tidak dikenal generasi anak cucu kita karena pengaruh teknologi informasi yang begitu cepat. Sehingga kita banyak terjebak dengan budaya asing,” kata Raden Isnanta dilansir Antara, Minggu (8/7/2018).
Salah satu olahraga tradisional, dicontohkan oleh Isnanta, adalah Egrang yang keberadaannya kini sudah hampir punah. Buktinya, kata dia, sekarang ini semakin sulit menemukan anak-anak yang memainkan olahraga itu, terutama di daerah perkotaan.
Raden menjelaskan, peran orang tua sangat dibutuhkan. Sebuah penelitian menyebutkan, saat ini hanya sekitar 20 persen orang tua yang mengenalkan olahraga tradisional kepada anaknya. Sedangkan 60 persen orang tua mengarahkan ke olahraga lain.
Sementara, sekitar 72 persen anak-anak di Indonesia saat ini menjadi tergantung pada peranti elektronik praktis sehingga olahraga tradisional pun semakin ditinggalkan. Padahal, olahraga tradisional ini mempunyai beragam nilai filosofis.
“Artinya, orang tua cukup berperan untuk olahraga tradisional itu supaya tidak semakin punah. Salah satu filosofi olahraga tradisional, olahraga ini ada untuk menjaga kerukunan di masyarakat. Maka harus dihidupkan kembali,” kata dia.
Isnanta mengataka, pembukaan Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (FOTTN) XI di Provinsi Jambi pada 7-9 Juli 2018 menjadi momentum untuk menarik kembali minat masyarakat terhadap olahraga tradisional di Indonesia.
Festival itu diikuti kontingen dari 18 provinsi di Indonesia, sedangkan Provinsi Jambi sebagai tuan rumah mengikutkan perwakilan kontingen dari 2 kabupaten.
Ada beberapa olahraga tradisional di Indonesia yang dilombakan dalam festival itu. Di antaranya terompah panjang, lomba dayung, gebuk bantal, dan lain sebagainya.
“Karena olahraga tradisional ini aset kekayaan bangsa kita yang jumlahnya luar biasa banyak, ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk melestarikannya,” katanya. (ant/bas)