
Selama dua tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu sedang mempopulerkan pertanian organik. Tapi masih sedikit petani di Kota Batu yang menerapkan sistem pertanian organik karena kendala pemasaran.
Menanggapi hal tersebut Heri Suseno, Sekretaris Pemasaran membenarkan bahwa petani di Batu masih minim yang menerapkan pertanian organik. Dia mengungkapkan hal itu karena hasil pertanian organik yang dijual di pasar harganya masih disamakan dengan pertanian konvensional.
“Ya karena harganya itu masih sama saja dengan hasil tani konvensional, jadi banyak yang tetap memilih bertani secara konvensional,” jelasnya seperti yang dilaporkan Vicky dari Radio Tidar Sakti Batu dalam Jaring Radio Suara Surabaya, Jumat (12/10/2018).
Suseno juga mengatakan pihaknya akan mencari solusi terkait kendala pemasaran. Pemkot Batu mengembangkan pertanian organik di 14 kawasan, sebagian di antaranya sudah tersertifikasi. (dim/dwi)