Migrant Care mendesak pemerintah Indonesia lebih sungguh-sungguh melindungi warga negaranya yang terancam hukuman mati di luar negeri.
Anis Hidayah, Ketua Buruh Migran Care meminta pemerintah jangan sibuk membangun pencitraan, sehingga perlindungan terhadap KTI yang terancam hukuman mati tidak maksimal.
“Kalau pemerintah serius melindungi warga negaranya yang menghadapi bahaya, kasus Muhammad Zaini Misrin, TKI asal Bangkalan yang dipancung oleh pemetintah Arab Saudi, tidak akan terjadi,” katanya sehubungan dengan hukuman pancung atas TKI asal Bangkalan Madura, Minggu (18/3/2018).
Menurut Anis, Muhammad Zaini Nasrin tidak seharunya dipancung. Kalau lobi pemerintah Indonesia, maksimal. Anisa berkeyakinan hikuman Nasrin setidak bisa diperingan dengan hukuman seumur hidup.
Sekang masih ada 18 TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, ini PR bagi pemerintah Jokowi.Dubes Ri di Arab Saudi jangan diam saja, harus berani mempengaruhi dan takut menyampaikan protes kepada Arab Saudi.
“Hukuman pancung yang masih berlaku di Arab Saudi, dianggap tidak manusiawi. Buruh Migran Car akan menggandeng jaringan internasional dan PBB, untuk menekam Arab Saudi agar menghentikan hukuman pancung kepada siapapun,” kata Anis Hidayah.
M Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan menyatakan, bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah pembelaan luar biasa untuk membebaskan Zaini dari hukuman mati.
“Seluruh upaya pemerintah terkendala sistem hukum di Saudi, yang dalam kasus Misrin ini tergantung dari keputusan ahli waris, apakah bersedia memaafkan terpidana atau tidak. Memang seperti itu aturan hukum di sana. Raja Saudi tidak bisa mengampuni, karena ahli waris tidak memberikan maaf pada Misrin. Ini mau tidak mau harus kita hormati,” kata Menaker.
Zaini yang berprofesi sebagai sopir didakwa membunuh majikannya yang bernama Abdullah bin Umar Al-Sindi pada 2004 dan di pancung oleh pemerintah Arab Saudi, setelah 13 tahun dibui.(jos/iss)