Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengajak siswa-siswa terdampak gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) segera kembali bersekolah.
“Sesuai yang diinstruksikan Presiden, bagaimana caranya agar anak-anak mulai lagi belajar. Karena jika terlalu lama, siswa-siswa akan sulit kembali belajar,” kata Muhadjir saat melakukan Rapat Penanganan Bidang Pendidikan Dampak Gempa dan Tsunami Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Mountong di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulteng, Palu, Sabtu (6/10/2018).
Apapun kondisinya, menurut dia, proses belajar-mengajar harus dimulai. Pihaknya akan segera mengirimkan terpal untuk membangun kelas-kelas darurat di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Mountong.
Namun demikian, ia meminta agar LPMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, para kepala sekolah juga berinisiatif ikut mendirikan tenda-tenda untuk kelas darurat tersebut. Termasuk berinisiatif memanfaatkan kayu-kayu, bambu atau material yang masih dapat dimanfaatkan.
“Tentu perlu memulihkan mental masing-masing dulu, lalu mental guru, dan segera menarik kembali siswa-siswa untuk belajar. Ini berat tapi kita harus berjuang, kita atasi ini bersama,” kata Muhadjir dilansir Antara.
Ia juga meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan sekolah segera mendata seluruh siswa, mencari tahu posisi mereka, cari tahu keberadaannya, dan segera diajak kembali ke kelas-kelas darurat.
Muhadjir juga meminta agar kepala sekolah segera mendata kebutuhan mendesak di sekolahnya agar bisa segera diberikan bantuan.
“Saya tidak mau bantuan yang kita bawa tidak tepat sasaran. Jadi di sini perlunya apa dulu, yang paling diperlukan apa,” lanjutnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut LPMP seluruh Sulawesi dan para kepala sekolah dari Donggala, Palu, dan Sigi.
Irwan Lahace Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan jumlah seluruh siswa di Sulteng 186.000 orang yang berasal dari 1.724 satuan pendidikan dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK yang terganggu layanan pendidikannya di tiga lokasi terparah yakni Palu, Sigi dan Donggala.
Pendataan lebih lanjut, menurut dia, belum dapat dilakukan mengingat komunikasi belum sepenuhnya normal. Dinas Pendidikan Donggala, Sigi dan Parigi Mountong belum bisa berkoordinasi dan belum ada laporan.(ant/tin)