Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengakui bahwa pembangunan daerah pedalaman, terutama di banyak daerah pegunungan Papua Barat, masih lambat.
“Di daerah pegunungan itu memang agak terisolir, itu masih agak lambat,” akunya saat berada di Kota Sorong seperti dilansir Antara, Minggu (29/7/2018).
Hal tersebut, menurutnya, karena belum ada infrastruktur yang menunjang mobilitas masyarakat di sana. Sedangkan, membangun daerah pedalaman yang mayoritas terdapat desa miskin dan tertinggal merupakan program prioritas yang sedang digalakkan pemerintah.
“Kita mesti tahu membangun desa tidak seperti membalikkan telapak tangan, karena banyak dari desa-desa kita yang basisnya berat dan tertinggal mulai dari awal 2015. Tapi dengan adanya Dana Desa pelan-pelan pertumbuhan desa mulai merata,” katanya.
Eko menambahkan, sejalan dengan harapan kuat Joko Widodo Presiden untuk membangun desa, pemerintah dalam waktu tiga tahun telah menggelontorkan dana sebesar Rp187 triliun untuk pemberian Dana Desa. Dana tersebut tiap tahunnya akan dinaikkan sesuai kesiapan dari perangkat desa.
“Desa yang miskin akan mendapatkan dana lebih dari Rp800 juta. Desa-desa tersebut yang mendapat afirmasi lebih cepat,” ujarnya.
Dana tersebut, diakui pada awalnya diberikan kepada pemerintahan kabupaten. Tidak semua desa mendapatkan dana yang sama. Kini, paling tidak semua desa mendapatkan dana yang sama.
Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan Trans Papua yang menghubungkan provinsi Papua Barat – Papua sepanjang 3.800 kilometer diharapkan dapat mempercepat pembangunan di daerah-daerah lain di sekitarnya. (ant/bas)