dr Hardian Basuki SpOT dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya, yang sedang menjadi relawan di Rumah Sakit Undata Palu, Sulawesi Tenggara mengatakan, pasien minta dirawat di lorong atau tempat yang punya akses langsung keluar karena masih trauma.
“Kondisi RS Undata, bangunannya 80 persen masih bisa digunakan. Fasilitas juga masih bisa digunakan, tapi pasien masih trauma kalau dirawat di dalam ruangan. Sekarang kami berusaha membujuk korban agar mau dirawat di dalam ruangan,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (3/10/2018) pagi.
Sebagian besar korban mengalami luka pada kulit, luka robek yang hebat, patah tulang terbuka. Khusus pasien patah tulang tertutup akan dikirim ke rumah sakit di Makassar. Selain itu, sejumlah jenazah juga beberapa belum sempat dimakamkan.
Terkait ketersediaan tenaga medis di RS Undata, dr Hardian menjelaskan, ada 5 orang dokter orthopedi, 3 di antaranya dari RSUD Dr Soetomo. Hari ini ada tambahan dokter spesialis orthopedi, anestesi, dan kandungan.
“Saat operasi kami belum bisa menggunakan baju yang betul-betul steril. Tenaga dan perawat untuk operasi masih terbatas. Petugas medis setempat banyak yang masih belum masuk karena mereka masih trauma dan harus mengurus keluarganya. Sehingga yang bertugas lebih banyak dokter dan perawat relawan,” kata dia.
Dengan kondisi tersebut, dr Hardian mengaku dirinya juga belum tahu kapan bisa kembali ke Surabaya.(iss/ipg)