Minggu, 24 November 2024

Mars Jatim, Kenang-Kenangan dari Pakde Karwo

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat memimpin upacara peringatan 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/8/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Pada upacara peringatan 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/8/2018), ada sesuatu yang sebelumnya belum ada.

Mars Jawa Timur, sebuah komposisi musik yang diputar di akhir upacara, ternyata diciptakan oleh Soekarwo Gubernur Jawa Timur di akhir-akhir masa jabatannya.

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo mengatakan, dia menciptakan mars itu selama tiga bulan bersama Nina Soekarwo, istrinya. Karena selama ini Jatim belum memiliki mars.

“Terus terang ini tak koreksi karo Budhe (saya koreksi bersama Budhe. Saya yang menciptakan, tapi karena saya bukan penyanyi, aransemennya dirunding dengan banyak orang,” ujarnya.

Mars ini dibawakan oleh paduan suara Gita Bahana Nusantara dari Kabupaten Tulungagung. Musik berirama 4/4 itu berisi visi Jawa Timur dan masyarakatnya yang pekerja keras.

“Itu lagu bagian dari jiwa. Cerminan vision (visi), mau dibawa ke mana Jatim? Juga tentang masyarakat Jatim pekerja luar biasa, sehingga kita mendapatkan penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha,” ujarnya.

Budhe Karwo menambahkan, berbisik kepada Pakde Karwo saat wawancara dengan wartawan, lagu itu juga untuk menunjukkan bahwa Jawa Timur adalah Bumi Majapahit.

“Bumi Imperium dengan masyarakat yang pekerja keras. Sehingga harus ada program masyarakat sejahtera, adil dan makmur,” kata Pakde Karwo.

Soekarwo mengatakan, lagu ini akan tetap diputar pada setiap acara atau upacara yang digelar di Gedung Negara Grahadi meskipun sebentar lagi dia digantikan oleh Khofifah Indar Parawansa.

“Kan dibuat Pergub. Seperti Perda. Kalau sesuai aturan kan enggak bisa …, Ya, Boleh. Tapi kalau Perdanya sesuai aturan di atas kan, tidak bisa (tidak digunakan,red),” ujarnya.

Budhe dan Pakde Karwo dengan tegas menyatakan, sebelumnya Jawa Timur memang belum punya mars. “Belum punya, ya, belum punya,” kata Pakde dan Budhe hampir bersamaan.

Karena itulah Pakde Karwo berinisiatif menciptakan mars ini, sehingga bisa terus dipakai dan dikenang, meski dia tidak mengungkapkannya secara gamblang.

Pakde juga mengatakan, mars itu menurutnya masih perlu penyempurnaan. “Saya ingin suara satu lebih tinggi. Ya, nanti lah, dirundingkan lagi,” ujarnya.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs