Dua mahasiswi Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya rebut dua juara pada lomba Karya Puisi Berbahasa Mandarin gelaran Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.
Tema pada lomba kali ini: Kontribusi Generasi Z Menuju Indonesia Emas. Febe Leonora Agung pada karya puisinya: Emas Indonesia dalam bahasa Mandarin menghantarkan mahasiswi angkatan 2017 itu meraih juara.
“Nggak nyangka kala bisa menang. Juara pertama. Karena kok kayaknya masih banyak kekurangan, tapi ternyata kompetisi pertama ini justru menang, dan merebut juara pertama,” ujar Febe.
Dalam membuat puisinya, Febe mengaku butuh waktu sekurangnya 3 hari untuk dapat menyelesaikan puisi dengan enam paragraf tersebut.
Kurniawati Adirahsetio mahasiswi Sastra Tiongkok UK Petra Surabaya, memenangi lomba puisi bahasa Mandarin. Foto: Humas UK Petra Surabaya
Pada puisi karyanya itu, Febe berkeinginan mengajak generasi muda lebih bersemangat membawa perubahan-perubahan yang positif.
Emas dianalogikan Febe sebagai kumpulan generasi Z dengan segudang prestasi. Anak-anak muda itu berkumpul, bersatu mengharumkan nama Indonesia, dengan latar belakang yang berbeda-beda, agama yang tidak sama.
“Dari puisi ini semoga generasi muda Indonesia mampu membawa perubahan dengan bertanding di bidang akademik maupun non akademik untuk bersatu membawa nama Indonesia ke kancah internasional,” tambah Febe yang lahir 16 Agustus 1999 ini.
Berbeda dengan Kurniawati Adirahsetio yang akrab disapa Nia, justru sejak di bangku sekolah menengah atas sudah menulis puisi tetapi dalam bahasa Indonesia.
Puisi karyanya yang berjudul: Bangunlah!, menghantarkan Nia menjadi juara 2 pada lomba puisi yang digelar kampus Universitas Negeri Sebelas Maret di Surakarta.
“Data yang ada bahwa generasi Z suka menggunakan handphone, dan dengan sendirinya mereka menunduk, maka puisiku berjudul: Bangunlah!. Tegakkan kepalamu, berbuatlah sesuatu yang positif untuk Indonesia,” kata Nia.
Mahasiswi angkatan 2016 ini sempat berdiskusi dengan dosennya mengenai hasil karya puisinya tersebut. Setelah mendapat masukan, Nia memantapkan diri mengirimkan pusinya kepada panitia.
Puisi singkat yang sarat arti khusus ini memang sengajat ditujukan kepada generasi muda yang suka menggunakan handphone tersebut.
“Semoga generasi muda saat ini, setelah mendengar atau membaca puisi Bangunlah! kemudian memiliki keinginan untuk mengubah dirinya, lingkungannya, dan bila perlu membuat sesuatu yang positif, prestasi yang berguna,” pungkas Nia, Senin (15/10/2018).(tok/ipg)