Lumpur di lokasi terjadinya gempa disertai likuifaksi (pencairan tanah) di perbatasan Desa Mpanau, Kecamatan Birumaru, Kabupaten Sigi, dengan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mencapai tiga meter.
Tim SAR Gabungan, baik dari Regu 6 Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, dan sejumlah relawan, kesulitan mengevakuasi titik yang diperkirakan cukup banyak jenazah.
Enam eskavator diterjunkan ke lokasi pencarian korban di wilayah perbatasan Petobo, Palu Selatan, dengan Mpanau, Birumaru, Sabtu (6/10/2018). Tapi eskavator tidak mampu menembus titik tersebut.
Reppind Komandan Regu 6 Basarnas mengatakan, kendalanya adalah lumpur yang basah.
“Eskavator sudah kami minta ke lokasi, tapi ternyata tidak mampu menembus,” ujarnya.
Regu 6 berhasil mengevakuasi lima jenazah yang mana lima di antaranya berjenis kelamin perempuan, satu lainnya balita yang belum diketahui jenis kelaminnya.
Ada empat regu Basarnas yang diterjunkan ke lokasi. Total penemuan jenazah di wilayah Petobo hingga perbatasan Sigi sejumlah 16 orang.
Suhri N. N. Sinaga Kabag Humas Basarnas Pusat mengatakan, ada dua lokasi yang tergolong parah dan membutuhkan kehati-hatian dari setiap anggota SAR.
“Lokasi Balaroa dan Petobo itu lokasi paling parah. Perlu eskavator dan kehati-hatian personelnya,” ujarnya saat ditemui di Kantor Basarnas Palu setelah proses pencarian di Petobo.
Hari ini, regu yang berangkat ke Balaroa menemukan 65 jenazah korban gempa dan likuifaksi yang terjadi Jumat 28 September lalu. Menurut Suhri, kemungkinan masih banyak korban yang belum dievakuasi. (den/tin)