Selasa, 26 November 2024

Lomba Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo, Apresiasi Kampung Peduli Anak

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Chandra Oratmangun Kepala DP5A (kedua dari kanan), Martadi Ketua Dewan Pendidikan Surabaya (kanan) bersama Achmad Rela Kuncoro Ketua RW 01 Karangan Kelurahan Sawunggaling Surabaya (kiri) dan Lilies Ardini civitas akademika STESIA (kedua kiri) saat gelar wicara KP KAS di Radio Suara Surabaya. Foto: Purnama suarasurabaya.net

Sebuah program tahunan yang digelar berkaitan hari pendidikan nasional untuk mengapresiasi inisiasi masyarakat kampung Surabaya, Lomba Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo (KP KAS) tahun ini kembali digelar.

KP KAS sendiri merupakan kampung dengan masyarakat yang memiliki kesadaran dan kepedulian untuk menjamin tumbuh kembang anak secara komprehensif baik aspek spiritual, intelektual, sosial-emosional, dan jasmani melalui iklim lingkungan kampung yang edukatif, aman, nyaman, ramah, sehat, kreatif, dan literat.

“Kampung yang diciptakan ini membuat anak merasa aman, nyaman serta peduli dan menjamin pemenuhan hak-hak anak,” papar Chandra Oratmangun Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya pada Radio Suara Surabaya Kamis (20/9/2018).

Sementara Martadi Ketua Dewan Pendidikan Surabaya menjelaskan, substansi pertimbangan hukum diadakannya program ini merupakan Konvensi Hak Anak dalam UU No. 35/2014 serta Perda No. 6/2011 yang dengan tegas mengamanatkan “masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap perlindungan anak melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.”

Selain itu, adanya filosofi ‘keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama’ menjadikan adanya penyelesaian masalah pendidikan, maka yang perlu disentuh pertama adalah keluarga dan lingkungan. Sehingga menurut Martadi, persoalan pendidikan tidak akan selesai hanya dengan bersekolah.

“Surabaya yang terbentuk dari aglomerasi kampung dengan spirit yang dikenal dalam kebersamaan, gotong-royong, rasa memiliki, tolong menolong, toleran dan peduli ini berusaha kami angkat,” katanya.

Kategori yang dilombakan untuk KP KAS sendiri ada tiga, yakni Pratama untuk KP KAS pemula, Madya untuk KP KAS yang dianggap mulai mapan, dengan 2 program tambahan yang sebelumnya hanya ada Kampung Belajar, Kampung Sehat, Kampung Asuh, Kampung Kreatif dan Kampung Aman memiliki tambahan program Kampung Literasi dan program Pemuda Penggerak Literasi dengan indikator pada masing-masing program.

“Dengan adanya program pada masing-masing kategori menjadikan KP KAS menjadi lomba yang holistik, tidak terfokus pada satu titik penilaian seperti hanya pada spirit masyarakat, tetapi juga fisik lingkungan,” ungkapnya.

KP KAS sendiri terbentuk atas kolaborasi dan sinergi lintas sektoral antara perguruan tinggi, NGO, dunia usaha-industri, yang bergabung melakukan pembinaan terhadap kampung-kampung KP KAS.

Lomba ini berawal dari proses sosialisasi. Kemudian kecamatan akan memilih dua kelurahan/kampung yang mewakili. Setelah itu, barulah dilakukan pembinaan dan pendampingan selama 2 bulan dari akademisi dan pakar kepada warga, dan selanjutnya merupakan proses penilaian yang memakan waktu selama 2-3 minggu.

Saat ini sudah ada 62 kampung yang mengikuti lomba untuk penilaian kategori Pratama, dan 29 kampung untuk penilaian kategori Madya.

Tahun ini, KP KAS sendiri sudah melewati tahap inisiasi pembinaan yang dimulai sejak bulan Juni lalu hingga pertengahan September 2018. Selanjutnya 2 minggu ini, KP KAS dalam tahap penilaian.

Tidak cukup sampai di situ, kegiatan dilakukan dengan Penilaian Visitasi dan Road Show hingga Awarding.

“Tujuan lomba ini mengapresiasi semangat guyub masyarakat agar masyarakat lebih sadar memberikan hak-hak anak tanpa perlu diminta. Anak ini berasal dari keluarga A, tapi anak ini menjadi anak kita semua. Kita semua patut peduli terhadap tumbuh kembang anak ini,” ungkap Chandra memungkasi. (nin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
31o
Kurs