Peringatan Hari Perempuan Internasional di Jakarta ditandai dengan aksi unjuk rasa.
Unjuk rasa dari berbagai elemen buruh dan LSM berlangsung secara bergantian di depan Istana Merdeka, Bundaran Hotel Indonesia serta Gedung MPR/DPR RI.
Diantara pengunjuk rasa, ada yang tergabung dalam Parade Juang Perempuan Indonesia. Mereka gabungan dari FBTPI, FBLP, Perempuan Mahardika, Jala PRT, KONDE, FSBPT, LIPS, AJI, FSUI, ARI, SINDIKASI, Purple Code, Sanggar Anak Harapan, FMK, LBH Jakarta dan Jaringan Muda Melawan KSS.
Pengunjuk rasa menuntut pemerintah memberikan hak yang sama terhadap kaum perempuan.
Memberikan perlindungan kepada kaum perempuan dari berbagai tindak kekerasan baik dalam rumah tangga maupun di tengah masyarakat termasuk trafficking.
Tuntutan lain masalah upah buruh perempuan yang dinilai masih rendah dibanding buruh laki-laki meskipun mereka bekerja di bagian yang sama.
Hak cuti melahirkan lebih dari tiga bulan serta memberikan hak cuti kepada buruh perempuan juga masuk dalam agenda yang diperjuangkan dalam peringatan hari perempuan internasional di Jakarta hari ini.
Susiana penanggung jawab unjuk rasa mengatakan, sengaja berunjuk rasa di depan Istana Merdeka supaya tuntutan mereka didengar langsung oleh presiden.
Setelah Parade Juang meninggalkan Istana Merdeka, unjuk rasa digantikan
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), FSPMI, PB PGRI, FSP KEP, FSP FARKES, ASPEK INDONESIA, FSPASI, FSP PPMI, FSP RAR Ref dan SPN.
Tuntutan mereka hapus diskriminasi terhadap perempuan, berikan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dan eksploitasi seksual, tolak RUU KUHP, cabut MD3, cuti hamil melahirkan untuk buruh perempuan, cuti haid tanpa syarat, stop kekerasan seksual di tempat kerja, stop upah murah.
Unjuk rasa memperingati hari perempuan internasional ini mendapat pengamanan dari jajaran Polda Metro Jaya. (jos/dwi/ipg)